Baru pertama kali mendengar istilah ini? Mari ketahui apa itu duck syndrome dan cara mengatasinya untuk kesehatan mental yang lebih baik! Simak artikel ini sampai habis ya!
Isi Artikel
Pernahkah kamu melihat seseorang yang sudah sukses dan tampak bahagia, namun sebenarnya menyembunyikan banyak masalah dan tekanan untuk terlihat seolah-olah semuanya biasa saja?
Jika kamu pernah melihat atau bahkan mengalaminya sendiri, itu adalah sebuah kondisi yang disebut duck syndrome. Tanpa penanganan yang tepat, duck syndrome dapat membawa dampak negatif pada kesehatan mental dan mempengaruhi kehidupan sosialmu.
Oleh karena itu, kali ini MyEduSolve akan membahas mengenai duck syndrome. Simak penjelasannya di bawah ini!
Sindrom bebek atau duck syndrome adalah kondisi psikologis dimana seseorang tampak bahagia dan tenang di depan banyak orang, padahal sebenarnya mereka sedang mengalami stres, tekanan atau masalah yang disembunyikan dalam diri sendiri.
Kondisi ini pertama kali dikemukakan di Stanford University, Amerika Serikat, untuk menggambarkan persoalan yang dihadapi mahasiswanya.
Kamu pasti bertanya, kenapa harus bebek? Hal ini dianalogikan karena bebek saat berenang seolah-olah sangat tenang, namun di bawah air kakinya berjuang keras agar tubuhnya tetap mengapung di atas air.
Duck syndrome biasanya dialami oleh orang-orang yang masih muda, terutama mahasiswa. Seseorang yang mengalami duck syndrome sering dihadapkan dengan berbagai tekanan atau masalah, seperti harapan untuk lulus dengan cepat, mendapatkan nilai bagus, hidup yang mapan, serta memenuhi ekspektasi dari orang tua dan lingkungan sekitar.
.
Baca juga: Emotional Numbness: Apa Itu, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Berikut adalah ciri-ciri yang dapat ditemukan pada orang yang mengalami duck syndrome, diantaranya:
Merasa khawatir secara berlebihan dan mengalami kesulitan untuk berpikir jernih.
Sulit menenangkan pikiran atau mengatasi stres yang dirasakan.
Pelupa dan sulit fokus pada suatu hal.
Merasa orang lain lebih baik daripada diri sendiri (rendah diri).
Menampilkan citra diri yang berbeda di hadapan publik dibandingkan dengan suasana hati mereka yang sebenarnya.
Merasa seperti terjebak dalam situasi atau peran yang sebenarnya tidak diinginkan.
Menghindari konflik, bahkan jika itu menekan perasaan atau masalah mereka sendiri.
Walaupun dihadapkan oleh banyak tekanan dan masalah, seseorang yang mengalami duck syndrome masih bisa beraktivitas serta melakukan kegiatan yang produktif dengan baik.
Namun, tentu saja jika tidak diatasi segera akan berdampak pada kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi.
Untuk lebih detailnya, berikut adalah faktor penyebab duck syndrome:
Tuntutan akademik yang berlebihan
Ekspektasi terlalu berlebihan dari keluarga dan teman
Pengaruh media sosial yang mengakibatkan sering membandingkan dengan orang lain
Perfeksionisme
Pernah mengalami kejadian traumatis seperti kehilangan orang yang disayang hingga pelecehan seksual
Memiliki self esteem yang rendah
Baca juga: Overthinking: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya
Kondisi duck syndrome bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari stres yang berkepanjangan hingga gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Jika tidak ditangani dengan cepat, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, bahkan meningkatkan risiko depresi berat atau pemikiran untuk bunuh diri.
Langkah awal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya adalah melakukan konsultasi dengan Psikolog dan Psikiater.
Jika sudah mendapatkan diagnosis dari Psikolog atau Psikiater, langkah berikutnya adalah dengan mendapatkan obat-obatan serta psikoterapi.
Selain langkah-langkah tersebut, kamu bisa melakukan cara berikut ini untuk mengatasi duck syndrome:
Melakukan konseling dengan pembimbing akademik atau konselor di sekolah atau kampus
Mengenali kapasitas diri untuk mengetahui kemampuan diri
Belajar untuk mencintai diri sendiri
Menjalani hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, serta hindari merokok dan minuman beralkohol
Meluangkan waktu untuk me-time supaya mengurangi stres
Jauhi media sosial agar tidak membandingkan diri dengan orang lain
Baca juga : 5 Cara Menghadapi Stres untuk Pekerja
Demikianlah penjelasannya. Jika kamu punya pertanyaan lain seputar kesehatan mental atau tips karier namun bingung harus bertanya siapa, kamu bisa ceritakan ke HR Profesional dan Psikolog MyEduSolve lewat #TalkToDIAN, ya!
Kamu bisa bertanya secara anonim, dan DIAN siap mendengarkan serta memberikan solusi atas permasalahanmu secara gratis! Kunjungi laman MyEduSolve sekarang juga!
Posted: Friday, Feb 17, 2023
Updated: Wednesday, Dec 18, 2024
4,156
Pengembangan Diri
7 Tips Ampuh Agar Kamu Kembali Produktif Setelah Libur Lebaran
Posted: 2 years ago
8 Min Read
Pengembangan Skill
Bagaimana Cara Membuat Tabel di Word? Ikuti Langkah-Langkah Praktis Ini!
Posted: 2 years ago
7 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.