Seseorang yang enggan menerima masukan dari orang lain seringkali dianggap memiliki sikap defensif. Apa sebenarnya arti dari sikap defensif? Temukan jawabannya dalam artikel ini!
Isi Artikel
Saat bekerja, kamu pasti pernah atau bahkan sering menerima kritik dan saran dari atasan atau kolega agar pekerjaanmu bisa dilakukan dengan lebih baik. Namun, terkadang ada beberapa orang yang sulit menerima kritik dan saran tersebut, sehingga mereka bersikap defensif.
Sikap defensif tentunya dapat berdampak buruk pada dirimu jika dilakukan terus-menerus, seperti mempengaruhi kehidupan personal dan kariermu di masa depan.
Bagaimana cara menghadapinya? Kali ini, MyEduSolve akan mengulas mengenai sikap defensif. Oleh karena itu, mari simak penjelasannya berikut ini!
Sikap defensif adalah perilaku yang muncul ketika seseorang merasa terancam, dikritik, atau terganggu oleh informasi atau perbedaan pendapat.
Sikap ini biasanya ditandai dengan perilaku yang bertujuan untuk melindungi diri dari perasaan malu, disalahkan, atau dianggap tidak kompeten.
Seseorang bersikap defensif untuk mengalihkan perhatian pada kesalahan orang lain, sehingga orang yang defensif akan merasa lebih baik tentang dirinya pada saat itu.
Baca juga: Apa itu Perilaku Impulsif? Kenali Ciri-Ciri dan dan Cara Mengatasinya
Ketika kita bersikap defensif, awalnya mungkin akan terasa lega atau lebih baik. Namun jika dilakukan secara terus menerus, kita akan merasa semakin tidak nyaman dan terperangkap dalam masalah yang sulit diatasi.
Untuk mengetahui apa saja tanda-tandanya, kamu bisa melihat contoh sikap defensif sebagai berikut:
Menolak untuk merespons atau mendengarkan kritik atau pendapat yang berbeda.
Mengalihkan perhatian atau kesalahan kepada orang lain sebagai cara untuk melindungi diri sendiri.
Mengkritik atau menyerang orang yang memberikan kritik sebagai bentuk pembalasan atau pembelaan diri.
Mencari pembenaran atau alasan untuk menghindari menerima kritik atau perubahan yang diajukan.
Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangan yang terjadi.
Menghindari interaksi atau mengurangi komunikasi dengan orang yang memberikan kritik
Mengingatkan kesalahan atau kegagalan orang lain untuk menekankan bahwa tidak hanya diri sendiri yang memiliki kelemahan.
Baca juga: Kenali Deadliner, Dampak Buruk dan Cara Menghindarinya
Saat seseorang melakukan sikap defensif, terdapat beberapa faktor pemicu yang akhirnya bisa melakukan sikap tersebut, yaitu:
Rasa takut bisa jadi penyebab utama karena mempunyai pengalaman trauma bullying di masa lalu.
Sehingga dapat memicu kecenderungan untuk merasa perlu melindungi diri dengan cara apapun, bahkan jika itu berarti menjadi agresif atau defensif.
Orang dengan tingkat percaya diri yang rendah atau memiliki kecemasan sosial akan lebih rentan terhadap sikap defensif. Kekhawatiran akan penilaian orang lain dapat memicu respons yang defensif untuk melindungi dirinya sendiri.
Selain itu, rasa malu atau bersalah dapat menjadi faktor pemicu untuk bersikap defensif.
Ketika seseorang merasa bersalah dan hal tersebut dibahas oleh orang lain, kemungkinan besar mereka akan merespons dengan sikap defensif.
Seseorang bisa bersikap defensif karena menyembunyikan informasi yang sebenarnya.
Hal ini bisa terjadi jika seseorang memang bohong atau tidak jujur atas apa yang dilakukannya.
Jika seseorang merasa karakter atau perilakunya diserang, mereka cenderung bersikap defensif dengan mencari pembenaran atau melindungi diri dari kritik.
Pengamatan terhadap sikap defensif dari lingkungan sekitar, seperti dari keluarga atau teman, juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan sikap serupa. Sebagai contoh, mengobservasi perilaku orang tua, paman, saudara kandung, dan lainnya yang sering melakukan sikap defensif.
Maka dari itu, penyebab sikap defensif bisa karena faktor psikologis dan sosial yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup seseorang.
Baca juga: Impostor Syndrome: Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Kamu sudah mengetahui pengertian, contoh, serta penyebab bersikap defensif, sekarang mari ketahui bagaimana cara mengatasinya. Berikut
Hal pertama yang kamu bisa lakukan adalah menyadari jika kamu melakukan sikap tersebut dan catatlah apa perasaan serta pemicunya. Kesadaran ini akan membantu kamu untuk lebih terbuka terhadap masukan dan kritik.
Terimalah kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman. Cobalah untuk mendengarkan dengan tulus saat menerima kritik atau masukan. Berusaha memahami sudut pandang orang lain tanpa langsung menanggapi dengan pertahanan atau alasan.
Langkah berikutnya adalah validasi perasaanmu. Akui perasaanmu saat dikritik, seperti marah atau sedih. Merasakan hal tersebut adalah hal yang wajar, tidak perlu malu untuk mengakui perasaanmu. Dengan demikian, kamu bisa lebih jujur dan lebih empati terhadap orang lain saat menerima kritik.
Demikianlah penjelasannya. Mengatasi sikap defensif memang tidak mudah, tapi dengan kesadaran dan latihan yang konsisten, kamu bisa belajar untuk lebih terbuka dan responsif terhadap masukan orang lain.
Jika kamu punya pertanyaan seputar karier dan kesehatan mental namun bingung harus bertanya ke siapa, kamu bisa ceritakan secara anonim ke HR Profesional dan Psikolog MyEduSolve lewat #TalkToDIAN, ya!
Posted: Friday, Jan 13, 2023
Updated: Saturday, Nov 16, 2024
9,787
Pengembangan Diri
Post Graduation Blues: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Posted: 2 years ago
10 Min Read
Pengembangan Skill
Cara Mengatur Margin di Microsoft Word untuk Pemula
Posted: a year ago
10 Min Read
Literasi Digital
Pengertian Akuntansi Manajemen, Fungsi, Tugas, dan Metodenya
Posted: 8 days ago
19 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.