Shop

Arrow Right

My Cart

Arrow Right

Prototype: Pengertian, Jenis, Contoh dan Tahapan Membuatnya!

Prototype adalah model awal atau versi percobaan dari sebuah produk atau sistem yang digunakan untuk mengevaluasi desain, fungsi, dan kelayakan. Simak selengkapnya di artikel ini!

Posted: Tuesday, Nov 21, 2023

Share:

Prototype: Pengertian, Jenis, Contoh dan Tahapan Membuatnya! cover

Ketika perusahaan sedang berencana mengeluarkan dan mempromosikan sebuah produk baru, tentu harus membuat prototype dan melakukan uji coba terlebih dulu. Kalau kamu ingin berkarir di bidang project management, kamu perlu tahu apa itu prototype, apa saja fungsinya dan seperti apa contohnya.

Yuk, cari tahu penjelasan lebih lengkap seputar prototype hanya di artikel ini.

Definisi Prototype

Prototype adalah model atau sampel produk yang dibuat berdasarkan skema rancangan produk untuk selanjutnya dilakukan uji coba (testing). Sebetulnya prototype bukanlah produk final yang dipakai konsumen, melainkan hanya barang tiruan yang dirancang dengan standar dan skalabilitas mirip produk asli.

Sebelum mulai produksi massal, perusahaan harus memastikan kualitas dan kelayakan produk dengan melakukan uji coba melalui prototype ini.

Dengan adanya prototype ini, tim pengembangan produk akan mengetahui feedback yang diberikan calon konsumen, sehingga dapat melakukan evaluasi dan segera mencari alternatif lain untuk diterapkan ke dalam produk.

Biasanya komponen produk yang dievaluasi adalah fitur atau fungsinya. Jika fitur dan fungsi produk bermasalah, tentu tim pengembangan produk harus melakukan perbaikan dan penyesuaian yang dibutuhkan sebelum mulai masuk proses produksi massal.

Baca juga: Ketahui Lebih Dalam Perbedaan Web Designer Dan Graphic Designer 

Macam-Macam Prototype

Setelah mengetahui definisi prototype, saatnya kamu mengenali apa saja jenis-jenis prototype yang paling sering diterapkan oleh tim pengembangan produk. Yuk, simak!

  1. Evolutionary Prototype

Evolutionary prototype merupakan variasi prototype yang proses pengembangannya dilakukan berkelanjutan sampai mendapatkan prosedur dan fungsi yang ideal.

  1. Requirement Prototype

Jenis prototype lainnya adalah requirement prototype yang memungkinkan tim pengembang membuat prosedur dan fungsi produk yang disederhanakan dan kemudian mengujinya pada calon konsumen potensial.

Manfaat Prototype

Penerapan prototype di dalam rangkaian proses pengembangan produk ternyata memberikan banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat yang dirasakan tim pengembang jika mereka membuat prototype.

  1. Menghemat Anggaran dan Bahan Baku

Salah satu faktor yang diuntungkan dari pembuatan prototype ini adalah anggaran dan bahan baku. Tentu perusahaan akan lebih menghemat pengeluaran jika mereka melakukan uji coba dan evaluasi terhadap produk sampel terlebih dulu sebelum mulai produksi besar-besaran yang menghabiskan banyak anggaran dan bahan baku. Sebab, belum tentu hasil rancangan pertama produk bisa langsung berhasil.

  1. Membantu Evaluasi

Membuat prototype juga dapat membantu tim developer untuk mengetahui komponen produk yang masih belum memenuhi standar. Dengan begitu, tim developer bisa berfokus mencari solusi dan memperbaiki kekurangan produk. Bahkan pada beberapa kasus, tim developer bisa membatalkan prototype yang gagal dan menggantinya dengan konsep baru.

  1. Sebagai Umpan Balik

Prototype memang sengaja didesain interaktif supaya calon konsumen potensial bisa melakukan uji coba secara langsung dan memberikan umpan balik. Misalnya apa saja fitur produk yang sudah bagus dan apa saja yang masih perlu ditingkatkan.

Feedback atau umpan balik ini sangat penting untuk pengembangan produk. Tim developer jadi memiliki masukkan untuk perbaikan produk, sehingga kualitas produk bisa meningkat.

  1. Menarik Investor

Umpan balik yang didapatkan dari calon konsumen potensial dapat membantu perusahaan, utamanya tim developer, membangun kredibilitas di mata investor. Melalui prototype ini investor dapat mengukur kualitas produk dan melihat potensi produk dalam mengambil minat pasar.

  1. Sebagai Acuan Pengembangan Produk Selanjutnya

Saat tim developer berencana mengeluarkan produk baru, tentu saja sebelumnya mereka harus menganalisa apa saja kebutuhan pasar.

Nah, adanya prototype ini juga dapat dijadikan sebagai acuan tim developer untuk mengembangkan produk baru di masa depan. Mereka dapat menganalisa kebutuhan pasar saat ini dengan melihat prototype sebelumnya.

Di samping itu, dengan melihat-lihat prototype sebelumnya juga tidak jarang mengundang ide-ide baru ketika proses brainstorming pengembangan produk.

  1. Mendapatkan Gambaran Kebutuhan Pasar

Prototype dipahami sebagai produk sampel untuk memperkenalkan fitur-fitur menarik di produk baru pada calon konsumen.

Meskipun kadang-kadang prototype tidak memberikan gambaran seluruh fitur dan fungsi dari produk asli, tapi prototype bisa dijadikan contoh untuk mendapatkan gambaran kebutuhan pasar terhadap produk. Caranya dengan melihat interaksi langsung antara calon pengguna dengan produk prototype.

Baca juga:  5 Profesi Masa Depan yang Dibutuhkan di Era Metaverse 

Contoh Prototype

Prototype memiliki beberapa bentuk, mulai dari bentuk fisik hingga digital. Berikut ini contoh-contoh prototype yang penting untuk diketahui. Kira-kira contohnya apa saja?

  1. Low-Fidelity

Bentuk prototype yang paling sederhana adalah low-fidelity prototype yang rancangannya dibuat di atas secarik kertas.

Bisa dikatakan low-fidelity prototype menjadi contoh prototype yang paling mudah dibuat tanpa perlu mengeluarkan banyak modal. Selain itu, jika ada perubahan rancangan dan evaluasi, kamu bisa langsung mengubahnya dengan cepat.

Namun, kekurangan dari low-fidelity prototype ini adalah sampel produknya kurang nyata sehingga calon pengguna tidak dapat memberikan feedback dengan akurat.

  1. High-Fidelity

Contoh prototype kedua ini dibuat menggunakan software khusus dan ditampilkan dalam bentuk digital. High-fidelity prototype ini dinilai memberikan gambaran yang persis dengan produk final, sehingga proses uji coba produk lebih nyata dan feedback-nya akan jauh lebih akurat. Sayangnya, pembuatan high-fidelity prototype memakan waktu lama dan biaya cukup besar.

  1. HTML Prototype

Contoh prototype yang paling sulit dibuat adalah HTML prototype. Oleh karena itu, biasanya yang bisa membuat HTML prototype adalah desainer yang memiliki kepandaian coding. Pembuatan HTML prototype tidak memakan banyak biaya dan hasilnya pun berkualitas tinggi, sehingga proses uji coba bisa akurat. Akan tetapi, pembuatannya sulit dan tidak semua orang bisa membuatnya.

Tahap-Tahap Membuat Prototype

Untuk membuat hasil prototype yang ideal, kamu harus melakukan beberapa tahap pengerjaan yang meliputi:

  • Membuat draft beberapa aktivitas yang harus dikerjakan dalam proses pembuatan prototype, mulai dari input sampai output.

  • Membuat Unified Modelling Language menyesuaikan spesifikasi yang ditetapkan.

  • Mulai membuat desain prototype.

  • Mengkaji dan mengevaluasi prototype.

  • Melakukan uji coba prototype.

  • Evaluasi ulang prototype setelah melakukan uji coba.

Baca juga: UI dan UX: Perbedaan, Tujuan Hingga Prospek Pekerjaan 

Itu dia informasi lengkap seputar prototype yang menjadi salah satu proses penting dalam pengembangan suatu produk. Kalau kamu memiliki keinginan bekerja sebagai project manager, yuk asah skill-mu dengan mengikuti kelas sertifikasi Project Management Ready dari MyEduSolve. Informasi menarik lainnya bisa dilihat di laman resmi MyEduSolve.

Sumber:

Prototype https://www.coursera.org/articles/prototype (Diakses Oktober 2023)

Related Tags

Project management
Prototype

2,972

Relevant Certifications

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.