Six Sigma adalah salah satu metode pengembangan bisnis. Metode ini bisa meningkatkan kualitas produksi. Simak pengertian lengkap dan keunggulan metode ini dalam artikel ini!
Posted: Wednesday, Sep 20, 2023
Share:
Isi Artikel
Dalam pengembangan bisnis, terdapat sebuah metode yang cukup populer bernama Six Sigma. Metode ini bisa meningkatkan kualitas produksi dengan menghitung seberapa banyak produk yang rusak selama proses produksi berlangsung. Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang Six Sigma, mulai dari pengertian, sejarah, dan konsep mari simak artikel berikut ini, yuk.
Istilah Six Sigma secara harfiah berasal dari kata ‘Six’ dalam bahasa Inggris yang artinya enam dan ‘Sigma’ dari simbol huruf Yunani (σ) yang merupakan istilah statistika dari standar deviasi.
Metode Six Sigma mengadopsi kurva berbentuk lonceng dalam ilmu statistika yang melambangkan satu sigma sebagai deviasi standar tunggal dari angka rata-rata (mean).
Umpamanya bila penghitungan proses produksi mempunyai enam simbol sigma dengan tiga di atas dan tiga di bawah rata-rata, maka tingkat kecacatan produksi akan dimasukkan dalam kategori sangat rendah. Artinya makin besar nilai sigma, maka makin rendah kemungkinan gagal sebuah produksi.
Secara sederhana, pengertian Six Sigma adalah sebuah metode bisnis untuk meningkatkan kualitas produksi dengan memperkirakan seberapa besar produk yang cacat pada saat proses produksi dan mencari cara untuk menekannya secara sistematis.
Metode Six Sigma ini dikembangkan oleh seorang teknisi Motorola bernama Bill Smith. Pada tahun 1984, ia menerapkan konsep Six Sigma pada sistem manajemen perusahaan Motorola untuk mengurangi produk yang cacat selama proses perakitan.
Ternyata metode Six Sigma yang digunakan oleh Bill Smith berjalan efektif, sehingga metode ini dijadikan standar oleh perusahaan untuk memantau kualitas dari sistem manajemen.
Seiring berjalannya waktu, istilah ‘barang cacat’ dalam konsep Six Sigma mengalami perluasan makna.
Awalnya istilah tersebut hanya mencakup barang fisik yang rusak dan tidak lolos quality control. Namun sekarang ‘barang cacat’ juga mencakup seluruh kekurangan dalam proses bisnis yang bisa menghalangi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan customer.
Baca juga: Ini Pertanyaan Yang Harus Ditanyakan Saat Interview!
Dalam metode Six Sigma terdapat sebuah istilah bernama DMAIC yang merupakan singkatan dari: defining (menetapkan), measuring (mengukur), analyzing (menganalisa), improving (meningkatkan), dan controlling (mengendalikan). Kelima pendekatan tersebut harus dilakukan jika sebuah perusahaan ingin menerapkan metode Six Sigma secara efektif.
Perusahaan yang hendak menjalankan konsep Six Sigma bisa menggunakan analisa finansial, statistik, dan project management demi meningkatkan fungsionalitas bisnis dan quality control.
Menariknya istilah Six Sigma dalam industri manufaktur dianggap sama seperti quality control. Jadi, konsep Six Sigma dikatakan bisa tercapai apabila level produksi barang cacat berada di bawah 3.4 per satu juta peluang (Defect Per Million Opportunities).
Kemudian, Six Sigma mengalami perkembangan menjadi konsep bisnis yang lebih umum. Tidak hanya berkutat pada pengurangan produk gagal dan quality control saja, konsep Six Sigma sekarang banyak diterapkan perusahaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan customer, menaikkan jumlah retensi pelanggan, dan mempertahankan kualitas produk dan pelayanan perusahaan.
Dengan begitu, perusahaan yang menerapkan metode Six Sigma dapat meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi barang cacat saat proses produksi, meningkatkan kualitas produksi, dan menambah profit perusahaan.
Baca juga: 5 Tips Negosiasi Gaji untuk Fresh Graduate
Untuk menjalankan metode Six Sigma, praktisioner harus melakukan lima pendekatan, yaitu define, measure, analyze, improve, dan control atau yang disingkat DMAIC. Sebuah perusahaan dapat menyelesaikan permasalahan bisnis dengan mengikuti lima pendekatan DMAIC berikut.
Jika ingin menerapkan metode Six Sigma, perusahaan harus menetapkan tujuan secara spesifik untuk menyelesaikan permasalahan bisnis.
Langkah kedua, perusahaan wajib melakukan pengukuran pada kinerja di awal proses, membuat tolok ukur, dan menunjukkan daftar risiko yang dapat menghambat efektivitas produksi.
Selanjutnya, perusahaan wajib melakukan analisa pada kemungkinan-kemungkinan yang berpotensi menyebabkan kegagalan dan melakukan pengujian untuk menentukan akar masalah.
Kemudian, perusahaan perlu melakukan implementasi dari rancangan rencana yang sebelumnya dibuat berdasarkan hasil analisa. Tujuannya untuk meningkatkan sistem kinerja perusahaan.
Terakhir, perusahaan juga berperan untuk mengontrol proses produksi untuk memastikan proses tidak ada kemunduran dan tetap berjalan efisien serta efektif.
Dalam menjalankan metode Six Sigma, perusahaan perlu memahami kelima pondasi penting dalam konsep Six Sigma. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan kepercayaan ‘pelanggan adalah raja’, dalam menjalankan konsep Six Sigma, perusahaan perlu menetapkan mindset untuk menawarkan kebutuhan dan memberikan keuntungan yang besar pada pelanggan.
Maka dari itu perusahaan perlu mengetahui karakter pelanggan, mulai dari apa yang mereka butuhkan, apa saja faktor yang meningkatkan loyalitas pelanggan, dan apa saja yang mendorong pelanggan ingin membeli produk atau memakai suatu jasa.
Untuk mendukung kepuasan pelanggan, perusahaan harus memasang standar dan kualitas produksi agar sesuai permintaan pasar.
Selalu lakukan pemetaan di setiap langkah saat proses produksi dan kumpulkan data untuk menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi.
Proses pengumpulan data harus jelas, yakni dengan menentukan jenis data yang hendak dikumpulkan, alasan pengumpulan data, wawasan yang diharapkan, memastikan keakuratan pengukuran, serta menetapkan sistem pengumpulan data yang sesuai standar.
Setelah itu, pastikan jika data yang terkumpul sudah sesuai tujuan ataukah masih perlu penyempurnaan dengan menambahkan informasi tambahan. Kemudian dari data-data tersebut, mulai identifikasi masalah, lakukan pengujian, dan temukan akar masalahnya.
Baca juga: 5 Langkah Perencanaan Karir untuk Masa Depan Lebih Sukses
Apabila akar masalah sudah ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah lakukan eliminasi pada rangkaian proses produksi yang berpengaruh pada timbulnya produk cacat.
Dengan melakukan perampingan di proses produksi, dapat mencapai quality control dan efisiensi kinerja yang baik.
Libatkan semua pihak termasuk stakeholder. Adopsi proses yang sudah terstruktur dengan melakukan kolaborasi berbagai pihak dan beragam keahlian untuk memecahkan akar masalah.
Menerapkan proses Six Sigma tidaklah mudah, oleh karena itu membutuhkan tim yang solid dan mahir. Selain itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan khusus untuk mengurangi risiko kegagalan dalam proses produksi, sehingga produktivitas dapat berjalan maksimal.
Inti dari konsep Six Sigma adalah transformasi dan perubahan bisnis. Ketika perusahaan menghilangkan proses yang tidak efisien, tentu saja akan ada perubahan dalam praktek kerja dan pendekatan dengan karyawan.
Oleh karena itu, penting untuk membangun lingkungan kerja yang fleksibel, responsif, dan adaptif supaya kinerja perusahaan dapat berjalan efisien dan optimal.
Itu dia informasi lengkap seputar metode bisnis Six Sigma. Banyak perusahaan ternama sudah menerapkan metode ini untuk kesuksesan bisnisnya di era yang semakin kompetitif. Kalau kamu punya kekhawatiran tentang masa depan, terutama seputar lingkungan kerja dan jenjang karir, kamu bisa curhat di #TalkToDIAN secara anonim.
Sumber:
https://www.simplilearn.com
https://www.investopedia.com
https://www.techtarget.com
Posted: Wednesday, Sep 20, 2023
Updated: Saturday, Dec 21, 2024
1,335
Pengembangan Diri
5 Tips yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Mengatasi Menunda Pekerjaan
Posted: 2 years ago
9 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.