Perkembangan teknologi dan mudahnya akses informasi menjadikan literasi digital semakin penting. Lalu, apa tantangan literasi digital di Indonesia pada 2024? Baca selengkapnya di sini!
Isi Artikel
Tak dapat dipungkiri bahwa internet telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Mulai dari aktivitas mencari informasi, bersosial media, hiburan, maupun pembelajaran.
Data dari We Are Social menyatakan bahwa di tahun 2024, terdapat 212,9 juta orang Indonesia (77% dari total populasi) yang aktif menggunakan internet dan 167 juta orang Indonesia (60,4% dari total populasi) yang aktif menggunakan media sosial.
Sayangnya, tingkat penetrasi internet di Indonesia belum diikuti dengan kemampuan literasi digital yang baik oleh masyarakat. Menurut Katadata Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), indeks literasi digital Indonesia berada pada level 3,49 dengan skala skor indeks 0-5 di tahun 2021.
Tahun 2024 membawa banyak tantangan dalam literasi digital seiring dengan semakin pesatnya perkembangan dan akses teknologi. Hal ini menuntut masyarakat untuk lebih meningkatkan keterampilan literasi digital.
Kira-kira, apa saja tantangan literasi digital yang masyarakat hadapi di tahun 2024? Simak pembahasan dalam artikel ini sampai habis ya!
Literasi digital adalah kemampuan memanfaatkan teknologi dan jaringan untuk mengakses, mengelola, serta menilai informasi secara kritis.
Ini mencakup keterampilan seperti menggunakan perangkat keras dan lunak, mengelola data, berkomunikasi di platform digital, dan menjaga keamanan serta privasi online.
Literasi digital tak selalu berkaitan soal teknologi canggih, tapi juga hadir dalam keseharian, seperti mengelola email, berkomunikasi di media sosial, mencari informasi, atau menggunakan aplikasi untuk kerja dan belajar.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Literasi Digital, Urgensi, dan Contoh
Setelah memahami pengertian dari literasi digital, masyarakat juga harus memahami apa saja tantangan literasi digital yang dihadapi pada tahun 2024.
Berikut adalah beberapa tantangan literasi digital yang perlu diperhatikan untuk membangun kesadaran dan keterampilan yang lebih baik:
Dari temuan survei Katadata Insight Center (KIC) yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Siberkreasi, setidaknya 30% sampai hampir 60% masyarakat Indonesia terpapar hoaks saat mengakses dan berkomunikasi di internet.
Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat literasi digital masyarakat masih ternilai rendah untuk mengenali hoaks.
Maka dari itu, masyarakat perlu meningkatkan literasi digital agar lebih mampu mengenali dan menghindari penyebaran informasi palsu (hoaks) saat beraktivitas di internet.
Penyebaran hoax merupakan salah satu tantangan literasi digital di tahun 2024 yang harus diwaspadai, sehingga penting untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam memilah informasi yang benar dan tidak termakan hoaks.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi canggih seperti AI, tantangan literasi digital 2024 semakin kompleks. Konten negatif seperti isu SARA, pornografi, dan hoaks makin mudah tersebar luas karena algoritma AI yang memperkuat penyebarannya.
Meski AI juga digunakan untuk moderasi, teknologi ini belum sempurna dan bisa gagal mendeteksi konten berbahaya.
Oleh karena itu, literasi digital penting agar masyarakat bisa memanfaatkan AI dengan bijak dan lebih mudah membedakan konten positif dari yang negatif.
SNLIK (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) dari OJK tahun 2024 menyatakan bahwa indeks inklusi keuangan di Indonesia menyentuh angka 75,02 persen. Namun sayangnya, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia masih sebesar 65,43 persen.
Walaupun angka tersebut tergolong baik, namun literasi keuangan penduduk Indonesia masih harus ditingkatkan lagi seiring dengan maraknya investasi ilegal yang tersebar di Indonesia.
Masyarakat cenderung termakan oleh iming-iming bonus yang sangat besar dan cepat namun ternyata pada akhirnya menjadi korban penipuan. Apalagi semakin banyak oknum-oknum yang menawarkan investasi bodong tersebut dengan mudah melalui platform media sosial.
Judi online menjadi salah satu tantangan besar literasi digital di Indonesia pada tahun 2024, seiring dengan semakin maraknya promosi yang terang-terangan di berbagai platform digital.
Dengan menggunakan strategi iklan yang menarik dan kemudahan akses, situs judi online berhasil menarik perhatian masyarakat, termasuk mereka yang memiliki tingkat literasi digital dan literasi keuangan yang rendah.
Rendahnya literasi di Indonesia membuat banyak orang kurang memahami resiko besar yang terkait dengan judi online, termasuk kerugian finansial, kecanduan, dan potensi kejahatan siber.
Oleh karena itu, pentingnya meningkatkan literasi digital di tahun 2024 tak hanya untuk membantu masyarakat mengenali konten berbahaya, tetapi juga untuk melindungi mereka dari jebakan judi online yang sering kali dikemas secara menarik namun sangat merugikan.
Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) menyatakan terdapat 654 entitas pinjaman online ilegal di sejumlah situs dan aplikasi serta 41 konten penawaran pinjaman pribadi pada April-Mei 2024.
Praktik pinjaman online ilegal (pinjol) akan menjadi salah satu tantangan besar dalam literasi digital di tahun 2024. Dengan kemajuan teknologi, banyak platform pinjol yang tidak terdaftar menawarkan kemudahan akses, tetapi seringkali disertai bunga tinggi, penipuan, dan ancaman privasi data.
Praktik pinjaman online ilegal (pinjol) ini semakin marak seiring dengan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia. Banyak yang tergoda oleh tawaran cepat dan mudah tanpa memahami risiko bunga tinggi, penipuan, dan pelanggaran privasi data.
Baca juga: Ketahui Dampak Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Siswa
Dengan banyaknya tantangan literasi digital yang dihadapi masyarakat di tahun 2024, banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan literasi digital demi mengantisipasi tantangan tersebut.
Berikut beberapa cara meningkatkan literasi digital:
Langkah pertama untuk meningkatkan literasi digital adalah mengasah kemampuan berpikir kritis. Di dunia maya, informasi berlimpah, tetapi tidak semua dapat diandalkan.
Saat menghadapi informasi baru, penting untuk mempertanyakan sumber dan kredibilitasnya. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah sumbernya terpercaya? Siapa yang menerbitkannya?
Dengan pendekatan ini, kamu dapat lebih bijak dalam menyaring informasi yang kamu terima.
Menguasai teknik pencarian informasi (finding information) adalah keterampilan krusial dalam meningkatkan literasi digital. Penting bagi kamu untuk memahami cara menemukan, memilah, dan mengevaluasi informasi yang valid dari beragam platform digital.
Selain itu, kamu perlu mengenali cara kerja mesin pencari, menggunakan kata kunci yang tepat, dan mengidentifikasi sumber yang terpercaya
Dengan keterampilan ini, kamu akan lebih cepat dan efisien dalam mengakses informasi yang akurat dan relevan, sekaligus terhindar dari penyebaran hoaks atau informasi menyesatkan.
Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai platform sosialisasi, tetapi juga sebagai sarana efektif untuk belajar dan berkolaborasi.
Dengan mengikuti akun-akun yang menyediakan konten edukatif, bergabung dalam komunitas yang sejalan dengan minatmu, dan berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif, kamu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan.
Selain itu, media sosial menawarkan peluang kolaborasi yang tak terbatas. Misalnya, Twitter dapat digunakan untuk bertukar pandangan, sementara LinkedIn menjadi tempat ideal untuk membangun jaringan profesional.
Dengan memanfaatkan media sosial secara positif, kamu bisa secara signifikan meningkatkan literasi digital dan keterampilan di era digital ini.
Memahami kultur digital merupakan elemen krusial dalam literasi digital yang meliputi cara kita berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya, serta pemahaman tentang etika dan norma yang berlaku.
Internet dengan segala kelebihannya dapat memberikan dampak positif atau negatif tergantung pada cara penggunaannya.
Dengan menguasai kultur digital, kamu dapat berinteraksi secara lebih bijak, menghindari perilaku negatif, dan memanfaatkan potensi positif yang ditawarkan oleh teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman online-mu.
Keamanan di internet adalah elemen krusial dalam literasi digital yang tidak boleh diabaikan. Dengan meningkatnya ancaman seperti pencurian data, phishing, dan cyberbullying, kewaspadaan menjadi kunci untuk melindungi diri.
Untuk meningkatkan keamanan digital, penting untuk menerapkan beberapa langkah sederhana namun efektif, yaitu:
Gunakan kata sandi yang kuat dan unik.
Hindari membagikan informasi pribadi secara sembarangan.
Pastikan perangkat lunak keamanan selalu diperbarui.
Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA) untuk lapisan keamanan tambahan.
Waspadai tautan dan lampiran dari sumber yang tidak dikenal untuk mencegah phishing.
Gunakan jaringan Wi-Fi yang aman dan hindari koneksi publik untuk transaksi sensitif.
Selalu logout dari akun setelah menggunakan perangkat umum untuk mencegah akses tidak sah.
Edukasi diri tentang tren terbaru dalam ancaman siber agar lebih siap menghadapi risiko.
Dengan menjaga keamanan digital, kamu tidak hanya bisa berselancar di internet dengan lebih aman, tetapi juga dapat menikmati pengalaman online yang lebih nyaman dan bebas dari stres.
Baca juga: Skill Digital Marketing yang Perlu Kamu Miliki untuk Siap Bersaing!
Nah, itu dia beberapa tantangan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam meningkatkan literasi digital di tahun 2024. Semoga melalui artikel ini, dapat memberikan wawasan yang baru seputar perkembangan literasi digital di Indonesia.
Jika kamu memiliki masalah seputar pekerjaan atau keluh kesah seputar karier, kamu bisa bercerita pada HR Professional MyEduSolve lewat #TalkToDIAN.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web MyEduSolve. Semoga membantu!
Referensi:
Andi Dwi Riyanto. (2024). Hootsuite (We are Social): Data Digital Indonesia 2024. (Diakses pada Oktober 2024)
PDSI KOMINFO, & PDSI KOMINFO. (2019). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kominfo.go.id. (Diakses pada Oktober 2024)
Satgas Pasti Blokir 824 Entitas Ilegal di April-Mei 2024. (2024). Ojk.go.id. (Diakses pada Oktober 2024)
Siaran Pers Bersama: OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2024. (2024). Ojk.go.id. (Diakses pada Oktober 2024)
Posted: Tuesday, Feb 22, 2022
Updated: Thursday, Dec 05, 2024
8,876
MyEduSolve Update
MyEduSolve Gelar Webinar Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital Di Sekolah
Posted: a year ago
4 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.