Impostor syndrome adalah sesuatu yang bisa menimpa siapa saja dan berakibat buruk ke kesehatan mental serta fisik. Pola pikir ini akan membuatmu sulit untuk percaya dengan kemampuan dan pencapaianmu. Ketahui lebih lanjut soal penyebab dan ciri-ciri impostor syndrome dari artikel ini!
Isi Artikel
Apakah kamu sering merasa bahwa hasil kerjamu tidak memuaskan, meskipun sudah berusaha keras? Mungkin kamu mengalami Impostor Syndrome.
Saat melihat kata ‘impostor’, yang pertama kali muncul di kepalamu pastinya adalah impostor yang ada di game ‘Among Us’.
Tapi, berbeda dengan game populer tersebut, impostor syndrome tidak menjadikanmu alien pembunuh, tapi membuatmu menjadi tidak percaya diri!
Impostor syndrome bisa menimpa siapa saja dan cukup sering dialami oleh banyak orang dalam dunia kerja.
Tapi, sebenarnya apa itu impostor syndrome? Ketahui jawabannya melalui artikel di bawah ini!
Impostor Syndrome adalah sebuah keyakinan kalau kamu tidak se-kompeten atau se-ahli yang orang lain pikirkan.
Rasanya kamu seolah-olah menjadi seorang penipu atau pembohong karena kamu merasa tidak memiliki performa sebaik yang orang lain lihat.
Jika kamu memiliki impostor syndrome, kamu akan melihat semua pencapaianmu hanyalah sebuah kebetulan atau keberuntungan belaka. Padahal, belum tentu demikian.
Orang yang mengalami impostor syndrome seakan-akan buta dengan kemampuan dan pengalaman yang dia miliki, meskipun sudah diperlihatkan bukti kalau dia sebenarnya memiliki kemampuan yang mumpuni.
Dengan kata lain, seseorang yang mengalami impostor syndrome selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih.
Orang yang merasakan impostor syndrome akan merasa kalau kemampuannya tidak sebanding atau bahkan lebih buruk dari orang lain.
Mereka biasanya mempertanyakan hal-hal seperti, “Mengapa kinerjaku tidak sebaik orang lain?” atau “Sepertinya saya tidak berhak mendapatkan tanggung jawab besar seperti ini.”
Impostor syndrome tidak hanya muncul di aspek pekerjaan saja, tapi bisa juga di area pendidikan, pencapaian, ataupun pengalaman.
Untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman tersebut, orang yang memiliki impostor syndrome akan berusaha untuk menaikkan standarnya dan terus menekan dirinya agar berusaha lebih keras lagi
Pada akhirnya ini akan berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mentalnya.
Baca juga: Kenali Metode SMART, Strategi Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu!
Pekerja yang memiliki impostor syndrome selalu merasa cemas jika atasan atau rekan kerjanya menaruh ekspektasi yang lebih kepadanya.
Mereka khawatir akan mengecewakan orang-orang di sekitarnya karena tidak mampu memenuhi target yang diminta.
Biasanya, seseorang yang mengalami impostor syndrome akan menahan dirinya untuk tidak meraih pencapaian atau promosi yang lebih tinggi.
Akhirnya, mereka akan memilih untuk mengerjakan apa yang menjadi bagiannya dan tidak termotivasi untuk mengambil tugas-tugas lainnya.
Penting untuk memahami beberapa tipe impostor syndrome, berikut tipe-tipe impostor syndrome:
Tipe perfeksionis pada impostor syndrome merasa setiap tugas harus sempurna tanpa kesalahan. Jika terjadi satu kesalahan, mereka langsung merasa tidak kompeten dan khawatir orang lain akan meragukan kemampuannya.
Tipe impostor syndrome ini membuat seseorang merasa harus menjadi ahli pada bidang yang ia tekuni. Ia akan merasa seperti penipu jika belum menguasai hal yang seharusnya ia kuasai.
Akibatnya, mereka cenderung belajar berlebihan untuk menutupi rasa kurang percaya diri.
Jika kamu merasa seperti penipu karena ragu akan kecerdasan atau kompetensi kamu, maka kamu termasuk tipe natural genius.
Tipe ini percaya bahwa harus bisa melakukan segala hal dengan sempurna atau menguasai keterampilan dengan cepat. Jika tidak, kamu akan merasa tidak layak.
Pada tipe ini, kamu akan merasa seperti penipu saat meminta bantuan orang lain untuk mencapai suatu pencapaian.
Hal ini karena kamu meragukan kemampuan dan kompetensi diri sendiri.
Tipe impostor syndrome ini percaya bahwa dirinya harus menjadi seseorang yang bekerja paling keras demi mencapai pencapaian tertinggi. Jika tidak, ia akan merasa seperti penipu.
Berikut tanda-tanda impostor syndrome yang kemungkinan dimiliki seseorang:
Tidak mampu menilai kemampuannya secara realistis.
Merasa ragu dengan diri sendiri.
Merasa pencapaian dan kesuksesannya bukan karena kemampuannya tapi karena faktor luar, seperti keberuntungan atau kondisi.
Khawatir tidak bisa mencapai ekspektasi atau standar yang ditentukan.
Mengkritik pencapaian yang didapatkan.
Membebani kinerja diri sendiri.
Merasa sudah menipu orang lain dengan menampilkan sosok yang kompeten.
Bekerja dengan sangat keras supaya terlihat kompeten di depan orang lain.
Membuat target yang sulit dicapai dan merasa kecewa saat tidak mampu memenuhinya.
Tidak bisa menikmati atau memandang rendah kesuksesan yang sudah diraih.
Seseorang yang memiliki impostor syndrome akan memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras sampai memenuhi standar yang diterapkannya agar tidak dianggap penipu oleh orang lain.
Baca juga: Rahasia Sukses Mencari Pekerjaan dan Tips Optimalkan Potensi Diri
Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa impostor syndrome bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti latar belakang, usia, hingga jenis kelamin.
Berikut beberapa penyebab impostor syndrome yang dilansir dari verywellmind.com:
Pola asuh orang tua yang mengontrol, over protektif, dan sangat mementingkan pencapaian.
Pekerjaan, lingkungan, atau tugas baru yang memberikan transisi akan membuat seseorang memiliki tekanan untuk meraih kesuksesan.
Beberapa karakteristik kepribadian seperti efikasi diri yang rendah, perfeksionis, atau neurotisme.
Memiliki kecemasan sosial (social anxiety) yang merasa bahwa orang-orang akan mengetahui bahwa seseorang inkompeten.
Jika dibiarkan, impostor syndrome bisa jadi mendatangkan kecemasan hingga depresi yang bisa mengganggu performa di lingkungan pekerjaan.
Berikut beberapa tips mengatasi impostor syndrome yang bisa dilakukan:
Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk dirimu. Kesalahan adalah peluang untuk belajar, bukan tanda kelemahan.
Untuk mengatasi impostor syndrome, ingatlah untuk menerima kelemahan dan kelebihanmu.
Jangan pendam perasaanmu sendiri, ceritakan pada teman tepercaya dan minta saran mengenai kemampuan serta pencapaianmu.
Hal ini sering terjadi saat kamu scrolling di media sosial, padahal setiap orang punya talenta masing-masing dan belum tentu lebih baik atau lebih buruk darimu.
Jangan tekan emosimu, terima dan akui perasaan tersebut. Lalu, telaah pola pikir negatif dan cari bukti realistis untuk membantah pemikiran tersebut.
Misalnya, saat merasa pencapaianmu tak berarti, tanyakan pendapat orang terdekat untuk mengumpulkan fakta yang lebih objektif.
Mulailah menilai diri secara realistis dengan mencatat prestasi dan keahlianmu, lalu bandingkan dengan dirimu saat ini untuk menemukan potensi yang lebih baik.
Baca juga: Pentingnya Mempelajari Growth Mindset untuk Jadi Pribadi Tangguh
Demikian penjelasan mengenai impostor syndrome. Menghadapi impostor syndrome memang menantang, tetapi penting untuk diingat bahwa kamu tidak sendirian.
Dengan mengenali tanda-tandanya dan menerapkan strategi untuk mengatasi, kamu dapat membangun kepercayaan diri dan merayakan pencapaian kamu!
Jangan biarkan keraguan diri menghalangi kesuksesan yang telah kamu raih.
Jika kamu memiliki masalah seputar pekerjaan atau keluh kesah seputar karier, kamu bisa bercerita pada HR Professional MyEduSolve lewat #TalkToDIAN.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web MyEduSolve. Semoga membantu!
Referensi:
Arlin Cuncic, MA. (2024). Is Impostor Syndrome Holding You Back From Living Your Best Life? (Diakses Oktober 2024).Posted: Wednesday, Oct 27, 2021
Updated: Thursday, Nov 21, 2024
5,521
Literasi Digital
Ketahui Dampak Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Siswa
Posted: 3 years ago
7 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.