Shop

Arrow Right

My Cart

Arrow Right

Memahami Perbedaan antara Coaching, Mentoring, dan Konseling

Coaching, mentoring, dan konseling, walau terlihat mirip, namun ada perbedaan mendasar yang membedakan antara 3 kegiatan tersebut. Simak artikel ini dan ketahui masing-masing pengertiannya!

A journalism graduate now navigating the SEO landscape, I blend journalistic insight with a witty, engaging style, ensuring content is as captivating as it is search-optimized.

Posted: Monday, Sep 11, 2023

Ditinjau oleh Mentor MyEduSolve

Share:

Memahami Perbedaan antara Coaching, Mentoring, dan Konseling cover

Mungkin kamu sudah masuk ke dunia kerja tidak asing lagi dengan aktivitas coaching, mentoring, dan counseling. Meski begitu, sayangnya masih cukup banyak orang yang belum mengetahui perbedaan coaching, mentoring, dan konseling. Supaya kamu bisa lebih paham mengenai ketiga istilah tersebut, baca artikel ini sampai selesai, ya!

Pentingnya Memahami Perbedaan antara Coaching Mentoring dan Counseling

Demi meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawannya, banyak perusahaan mengadakan kegiatan pelatihan coaching, mentoring, dan counseling.

Namun, ternyata banyak yang mengira tidak ada perbedaan antara ketiga aktivitas tersebut. Padahal ketiganya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Mengapa penting untuk memahami perbedaan coaching, mentoring, dan konseling? Dengan mengetahui perbedaan pada sistem kerja ketiga pelatihan tersebut, kamu sebagai pemimpin dapat memilih aktivitas mana yang akan dilaksanakan demi meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan karyawan.

Ketika sedang mengelola sumber daya manusia, seorang pemimpin harus bisa membaca karakteristik karyawannya. Dengan begitu, pemimpin bisa memberikan dukungan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan para karyawan.

Misalnya, beberapa tipe karyawan lebih cocok melakukan kegiatan yang membutuhkan kerja tim, maka pelatihan yang cocok adalah coaching. Di sisi lain, ada tipe karyawan yang lebih mudah diarahkan jika dilakukan pelatihan secara privat, maka pelatihan yang cocok melalui metode mentoring.

Selain itu, sebagai pemimpin kamu juga perlu mempertimbangkan industri yang digeluti untuk menentukan gaya pelatihan karyawan yang cocok.

Umpamanya, jika perusahaan yang kamu tangani berada di bidang pelayanan dan customer service, karyawan yang bekerja akan menghadapi tantangan secara emosional. Maka, jenis pelatihan paling tepat adalah konseling.

Di sisi lain, apabila perusahaan berada di industri dengan aktivitas fisik yang tinggi dan memerlukan motivasi, sebaiknya adakan pelatihan coaching agar pengelolaan karyawan bisa maksimal.

Baca juga: 5 Tips yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Mengatasi Menunda Pekerjaan 

Perbedaan Coaching Mentoring dan Konseling

Setelah mengetahui alasan dari pentingnya memahami perbedaan coaching, mentoring, dan konseling. Berikut ini akan dijelaskan secara lengkap perbedaan antara ketiganya. Simak, yuk!

  1. Coaching

Coaching adalah metode pelatihan dengan memberikan motivasi dan inspirasi pada karyawan supaya mereka bisa mencapai potensi dan performa maksimalnya.

Ketika aktivitas coaching sedang berlangsung, umumnya pelatih akan mendorong para peserta untuk mengembangkan dirinya dan melakukan segala usaha yang dapat membantu pertumbuhan profesionalisme kerja mereka.

Dalam proses coaching, pelatih akan sering melakukan dialog, kreativitas, dan berbagai kegiatan yang melibatkan pemikiran kritis. Kemudian, materi yang diajarkan oleh pelatih adalah leadership, komunikasi, kerja tim, dan pengelolaan stres.

Tujuan dari kegiatan coaching ini untuk mengarahkan serta meningkatkan kerangka berpikir dan perilaku karyawan. Selain itu, coaching diharapkan dapat mengoptimalisasi performa dan produktivitas kerja karyawan.

  1. Mentoring

Mentoring merupakan salah satu jenis pelatihan yang melibatkan seseorang profesional berpengalaman untuk memberikan arahan, nasihat, dan saran secara rutin pada karyawan junior secara privat. Biasanya mentoring dilaksanakan secara one-on-one.

Seringnya perusahaan menunjuk jajaran manajer sebagai mentor. Akan tetapi, tak kalah banyak juga perusahaan yang meminta mentor dari luar untuk membimbing karyawan mereka.

Seorang mentor memiliki tanggung jawab memberikan seluruh informasi seputar pekerjaan pada karyawan junior. Selain itu, mereka juga bertugas membantu karyawan junior dalam menangani masalah dan menjawab segala pertanyaan bawahannya.

Dari proses mentoring yang dilakukan secara rutin, tidak jarang akan terjadi perkembangan relasi dari hubungan profesional menjadi hubungan persahabatan antara mentor dan karyawan junior.

Baca juga: Strategi Menjawab Pertanyaan Kelebihan dan Kekurangan Diri supaya Lolos Interview Kerja 

  1. Konseling

Konseling adalah sebuah kegiatan untuk memberikan dukungan secara emosional kepada seseorang. Tujuannya untuk membantu orang-orang tersebut mengatasi tantangan emosional, seperti stres, rasa cemas, kesedihan, hingga depresi.

Aktivitas konseling pada karyawan tidak selalu melibatkan pelayanan konseling secara khusus dengan seorang konselor profesional berlisensi. Perusahaan juga bisa memberdayakan manajer atau karyawan senior untuk memberikan bantuan pada karyawan junior ketika sedang mengalami kesulitan di tempat kerja.

Seseorang yang berperan sebagai konselor harus memiliki sifat empati, punya kemampuan dalam memahami orang lain, serta bisa menghargai perspektif dan pengalaman orang lain.

Saat sesi konseling berlangsung, konselor biasanya akan mendengarkan cerita, melempar beberapa pertanyaan, dan membantu mencari akar masalah serta solusinya. Selain itu, konselor juga punya kapasitas untuk memberikan berbagai nasihat supaya karyawan junior tersebut dapat mengatasi situasi sulit dan mengelola emosi lebih baik lagi.

Contohnya terdapat seorang karyawan junior yang mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan kerja. Mereka bisa melakukan konseling dengan manajer atau karyawan senior yang dipercaya dan memiliki daya untuk mendukung secara emosional. Lalu, karyawan senior atau manajer tersebut harus bisa memberikan jalan keluar.

Kapan Harus Melaksanakan Coaching Mentoring dan Konseling

Supaya perusahaan bisa menyelenggarakan pelatihan pada karyawan secara tepat sasaran, tentunya kamu perlu menentukan tujuannya terlebih dahulu. Lantas, kapankah waktu yang tepat untuk melakukan coaching, mentoring, dan konseling?

Waktu yang tepat untuk melakukan coaching adalah ketika perusahaan yang kamu pimpin ingin meningkatkan kompetensi secara spesifik. Di samping itu, jika perusahaan punya target untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, metode pelatihan yang paling tepat adalah coaching.

Pelatihan mentoring paling cocok digunakan jika perusahaan ingin meningkatkan relasi antar karyawan dan memacu perkembangan karir karyawan, sehingga produktivitas perusahaan ikut meningkat dan efisien.

Sementara itu, konseling secara spesifik dilaksanakan ketika perusahaan ingin membantu karyawannya yang sedang mengalami kesulitan secara psikis ataupun memberikan dukungan pada karyawan yang setiap hari harus menghadapi tantangan emosional.

Baca juga: Confirmation Bias Adalah: Definisi, Tipe, dan Cara Menguranginya 

Mengapa penting untuk memberikan perhatian pada kesehatan mental karyawan? Tujuannya agar produktivitas kerja perusahaan tidak terganggu. Sebab, karyawan yang mengalami stres dan depresi bisa kehilangan motivasi kerja, kerap merasa kelelahan, dan selalu berpikiran pesimis.

Itu dia ulasan lengkap tentang perbedaan coaching, mentoring, dan konseling yang harus dipahami supaya pelaksanaannya bisa tepat sasaran. Kalau kamu sedang mengalami kesulitan secara emosional dan sering merasa cemas, kamu bisa menceritakan semua masalahmu di #TalkToDIAN secara anonim dan tentu saja gratis.

Sumber:

www.carepatron.com

www.indeed.com/career-advice/


Related Tags

coacing mentoring
pengembangan diri

975

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.