VUCA adalah akronim yang menggambarkan sifat dunia yang dinamis dan penuh tantangan, istilah ini sering digunakan dalam konteks bisnis untuk menggambarkan tantangan pada organisasi!
VUCA adalah akronim dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Bagi seorang pebisnis penting sekali untuk memahami teori VUCA, karena dapat digunakan sebagai strategi bertahan dan mengembangkan lini bisnis terlebih ketika menghadapi krisis.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang VUCA, mulai dari pengertian, keempat elemen VUCA, dan fungsinya pada bisnis. Jika kamu penasaran, baca artikel berikut sampai habis!
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) adalah sebuah gambaran situasi yang tidak tetap, tidak pasti, rumit, dan tidak terbaca. Teori VUCA digunakan untuk memahami dan menganalisa situasi yang tidak pasti seperti krisis, sehingga tahu cara merespon dan merancang strategi yang tepat demi mempertahankan bisnis.
Konsep VUCA sangat berguna bagi pengusaha karena dapat membantu mitigasi risiko dan membangun rencana bisnis agar bisnis tetap eksis dan bisa berkembang hingga menghasilkan profit yang lebih baik lagi.
Teori VUCA pertama kali digunakan pada tahun 1987 di US Army War College dan dipublikasikan di tahun 1991 oleh Herbert Barber.
Awalnya konsep ini diperkenalkan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus dalam buku mereka yang berjudul “Leaders: The Strategies for Taking Charge” sebagai gambaran kondisi tidak menentu pasca perang dingin dan adanya konflik perang di Afganistan.
Namun, saat ini teori VUCA dapat diaplikasikan di situasi kapan saja dan sering kali digunakan untuk menganalisis risiko untuk membuat rencana mitigasi risiko, sehingga memperkecil kerugian terutama yang terkait dengan bisnis dan finansial.
Baca juga: Pengertian dan Manfaat Manajemen Strategi dalam Bisnis
Teori VUCA menggabungkan empat konsep teori, yakni volatility (Tidak tetap), uncertainty (Ketidakpastian), complexity (Kerumitan), dan ambiguity (Ambiguitas). Masing-masing elemen memiliki makna dan saling melengkapi. Berikut pengertian dari keempat elemen pada VUCA.
Secara literal arti dari volatility adalah tidak tetap. Mengacu dari pengertian tersebut, secara umum arti volatility sebuah situasi yang terjadi perubahan sangat cepat dari situasi satu ke situasi lainnya tanpa terencana.
Perubahan situasi tersebut tidak diprediksi, sangat cepat, terjadi secara acak, dan tidak beraturan. Adanya situasi tak terduga tersebut mengakibatkan munculnya berbagai masalah kompleks.
Tentunya kondisi ini menjadi tantangan berat, terutama di bidang bisnis. Sebetulnya, kondisi ini bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni tantangan atau bahkan peluang sesuai dengan strategi yang dipakai ketika menghadapinya.
Uncertainty atau ketidakpastian merujuk pada suatu kondisi yang sulit diprediksi dan tidak dapat memperkirakan dampak setelahnya. Untuk bisa bertahan dari situasi tidak menentu, pebisnis tidak bisa mengambil acuan dari masa lalu karena dianggap tidak relevan untuk mengatasinya. Satu-satunya cara untuk bisa terhindar dari kondisi ini adalah dengan merencanakan inovasi.
Complexity artinya kerumitan, yaitu sebuah kondisi ketika banyak faktor saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan. Kondisi ini dapat diperkirakan, tetapi memerlukan perencanaan yang matang untuk melewatinya.
Misalnya, kamu punya rencana membuka outlet bisnis di beberapa mall sekaligus dan setiap mall mempunyai peraturan yang berbeda-beda. Nah, untuk melewati kondisi ini, kamu perlu membuat perencanaan, mulai dari perizinan, kelengkapan berkas, pengurusan pajak, dan sebagainya dengan bantuan orang terpercaya.
Ambiguity adalah ambiguitas atau penggambaran situasi yang perkembangannya tidak jelas, tidak terarah, dan tidak terbaca. Situasi ini mengakibatkan munculnya banyak kemungkinan dan prediksi karena situasi di depan mata sulit ditebak.
Lalu, kapan kondisi VUCA terjadi? Pandemi Covid-19 yang terjadi tahun 2020 silam salah satu contoh kondisi VUCA yang dialami di seluruh dunia dan berdampak pada semua sektor, mulai dari bisnis, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi.
Dalam sektor bisnis, pandemi Covid-19 mengakibatkan rantai ekonomi terganggu, meliputi berkurangnya suplai material, tersendatnya proses produksi, sampai daya beli yang rendah. Akibatnya, banyak pengusaha yang terpaksa gulung tikar lantaran tidak mampu beradaptasi dengan kondisi yang tidak menentu.
Jadi, untuk mempertahankan bisnisnya, seorang pengusaha mau tidak mau harus adaptif, memikirkan strategi, dan membuat keputusan yang tepat untuk keberlanjutan bisnisnya.
Baca juga: Digital Branding: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Melakukannya
Dengan memakai teori VUCA, pebisnis dapat mengidentifikasi berbagai kendala di masa depan yang mungkin terjadi. Dari situlah, mereka bisa membuat perencanaan demi menekan risiko kerugian dengan menerapkan teori VUCAA lainnya, yaitu Vision (Masa depan), Understanding (Pemahaman), Clarity (Kejelasan), dan Adaptability and Agility (Adaptasi dan Tangkas) yang akan dijelaskan secara lengkap di bawah ini.
Ketika sedang dihadapkan dengan situasi tidak menentu, tentu saja pebisnis harus bisa memutar otak dengan melihat ke depan. Jadi, langkah yang bisa diambil adalah mengatur ulang strategi yang sudah dibuat tetapi belum terlaksana, sembari memperkuat tujuan yang akan diraih.
Jika perlu, lakukanlah eksperimen dengan membuat simulasi sehingga kamu akan mendapat gambaran akan situasi sulit tersebut dan tahu cara menghadapinya.
Langkah selanjutnya adalah pemahaman, yaitu pemahaman tentang perubahan situasi yang begitu cepat.
Maka, pebisnis harus belajar memperkirakan dampak yang timbul dari perubahan-perubahan tersebut pada bisnis. Kemudian, dari beberapa prediksi tersebut, masalah dapat disimpulkan sebagai dasar pengambilan keputusan dan mitigasi risiko.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempertahankan bisnis adalah mencari kejelasan (Clarity). Caranya dengan komunikasi terbuka dan diskusi antara pemilik usaha dan karyawan yang bekerja di lapangan.
Dari diskusi tersebut, pebisnis dapat mempertimbangkan ide-ide, kritik, dan kendala dari karyawan, sehingga pemilik usaha bisa membuat rencana dan mengambil keputusan bisnis dengan penuh perhitungan.
Terakhir, adaptability and agility menjadi cara untuk menghadapi kondisi yang tidak menentu. Alih-alih menyerah dengan keadaan, pebisnis harus bisa cepat beradaptasi dan tangkas membaca situasi. Misalnya dengan menghadirkan inovasi dan mengevaluasi rencana sebelumnya yang belum berhasil.
Baca juga: Kenali Business Development, Posisi yang Sedang Dicari Banyak Perusahaan
Kesimpulannya, VUCA adalah teori yang pertama kali diperkenalkan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus untuk menggambarkan kondisi dunia yang tidak pasti pada periode setelah perang dingin dan ketika konflik di Afganistan sedang berlangsung.
Seiring berkembangnya zaman, teori VUCA masih relevan hingga saat ini untuk menggambarkan kondisi yang sulit dan tidak pasti secara umum. Pebisnis bisa memakai teori VUCA tersebut untuk mempertahankan bisnis di tengah gempuran kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Nah, untuk bisa menerapkan teori VUCA ini, kamu memerlukan kemampuan analitis serta kognitif yang mumpuni dan kamu bisa melatih kedua skill tersebut dengan ikut program sertifikasi Program Corporate Training dari MyEduSolve. Dapatkan informasi lebih lanjut di halaman MyEduSolve.
Sumber:
VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambiguity) https://www.techtarget.com/whatis/definition/VUCA-volatility-uncertainty-complexity-and-ambiguity (Diakses Agustus 2024)
Posted: Monday, Sep 02, 2024
Updated: Monday, Dec 23, 2024
337
Pengembangan Diri
Apa Itu Gap Year dan Kegiatan yang Bisa Kamu Peroleh
Posted: 2 years ago
5 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.