FOMO atau fear of missing out sering terjadi dengan semakin banyaknya perkembangan teknologi atau perubahan dalam gaya hidup. Simak tips agar kamu terhindar dari FOMO!
Isi Artikel
FOMO adalah akronim dari Fear of Missing Out atau perasaan takut tertinggal. Di era digital seperti sekarang, semua hal bisa cepat viral. Adanya fenomena tersebut membuat beberapa orang merasa harus selalu mengikuti tren dan takut jika melewatkan momen tersebut.
Artikel ini akan membahas apa itu FOMO, penyebabnya, dan dampak yang mungkin timbul dari fenomena FOMO. Jika ingin tahu penjelasannya, simak artikel ini sampai akhir, ya!
FOMO merupakan sebuah reaksi emosional berupa perasaan gelisah karena takut tertinggal di lingkungan sosialnya. Hal-hal yang dapat memicu FOMO misalnya acara pertemuan, berita dan gosip terbaru, atau sebuah kejadian yang banyak dibicarakan orang-orang.
Perasaan FOMO lebih mengarah pada perasaan emosi negatif. Ketika seseorang sedang mengalami FOMO, mereka merasa tidak terkoneksi dengan orang-orang di sekitarnya karena tak dapat berpartisipasi dalam obrolan di pergaulan dan lingkungannya.
FOMO juga dapat dikaitkan dengan rasa cemas yang muncul ketika tidak memegang handphone dalam waktu lama yang menyebabkan ketinggalan informasi di grup obrolan atau di sosial media.
Tanpa disadari manusia modern banyak yang mengalami FOMO. Contoh sederhana ditunjukkan dengan kebiasaan orang-orang zaman sekarang yang langsung membuka handphone begitu mendengar dering notifikasi.
Sebetulnya perasaan FOMO dapat dialami oleh siapa saja, tidak terbatas usia atau jenis kelamin. Dari usia muda hingga tua, laki-laki atau perempuan bisa saja mengalami FOMO.
Istilah FOMO mulai dipopulerkan tahun 2013 oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Ia mendeskripsikan FOMO sebagai sebuah sindrom atau fenomena yang menyebabkan seseorang percaya segala momen spesial tidak boleh terlewatkan. Momen spesial ini bisa dalam bentuk konser, tren, berita terbaru, dan sebagainya.
Baca juga: Digital Detox: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
Jika melihat contoh yang dijelaskan di atas, munculnya perasaan FOMO diakibatkan oleh perasaan tidak nyaman jika tidak dapat berpartisipasi dalam pergaulan. Hal ini semakin diperkuat dengan keberadaan sosial media.
Beberapa tahun terakhir teknologi komunikasi dan informasi memang sedang berkembang pesat.
Sudah banyak media sosial yang menyajikan berita dan informasi secara real-time. Berbagai kejadian bisa langsung diberitakan saat itu juga dan bisa tersebar dengan cepat, atau saat ini lebih awam disebut dengan istilah viral.
Timbulnya perasaan FOMO tentu menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa resah secara berkelanjutan jika penderita gagal mengikuti segala sesuatu yang sedang tren.
Selain itu, faktor lainnya yang dapat menimbulkan FOMO adalah terlalu sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, kurang bersyukur, dan mudah disetir lingkungan pergaulan.
Baca juga: Cognitive Dissonance: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
FOMO termasuk ke dalam perasaan negatif, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi penderitanya. Apabila perasaan ini tidak dikelola dengan baik, dapat berimbas buruk pada kehidupan. Benarkah begitu? Simak penjelasan berikut.
Perasaan FOMO dapat mendorong seseorang melakukan hal-hal di luar nalar hanya untuk memuaskan ego dan menghilangkan perasaan takut tertinggal.
Mereka bisa menghabiskan tabungan atau mengajukan banyak pinjaman demi mengikuti tren. Maka dari itu, orang yang mengalami FOMO banyak yang menghadapi masalah keuangan.
Pada umumnya, FOMO menimbulkan kecenderungan seseorang untuk memposting pengalaman positif mereka terhadap suatu tren karena takut kehilangan momen.
Perasaan FOMO secara tidak langsung menyebabkan terganggunya kesehatan mental karena sering diliputi rasa cemas, stres, tidak percaya diri, hingga rendah diri kalau sampai tertinggal.
Dampak negatif dari FOMO juga dapat menyebabkan terganggunya relasi sosial penderita. Biasanya orang yang sedang mengalami FOMO akan mengisolasi diri dari lingkungan karena tidak dapat mengikuti tren dan merasa tertinggal.
Di samping itu, penderita FOMO cenderung meremehkan preferensi orang yang tidak mengikuti tren. Kemudian, penderita FOMO juga sering mengalami kesulitan berkomunikasi di dunia nyata karena terlalu berkutat dengan sosial media.
Baca juga: 5 Cara Mengelola Stres Saat Bekerja
Apabila melihat dengan sudut pandang yang lebih luas, perasaan FOMO juga memberikan dampak positif, yaitu selalu mencoba mengembangkan diri dan bekerja keras agar lebih baik dari sebelumnya.
Meski begitu, perasaan FOMO yang tidak mampu dikelola dengan baik menimbulkan dampak negatif. Berikut tanda-tanda orang yang mengalami FOMO.
Menghabiskan waktu terlalu banyak menyelami sosial media.
Menganggap sosial media lebih penting daripada kehidupan nyata.
Haus dengan gosip terkini atau informasi tentang hidup pribadi orang lain.
Tidak keberatan menghabiskan banyak uang demi konten atau mengikuti tren terbaru.
Tanpa pikir panjang mengiyakan ajakan seseorang untuk pergi ke tempat viral meski sedang sibuk atau lelah.
Selalu ingin tahu berita terbaru.
Kalau kamu merasa pernah mengalami FOMO, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguranginya. Apa sajakah itu?
Semakin banyak waktu yang kamu habiskan di sosial media, semakin sering pikiranmu teracuni oleh konten di sosial media. Orang yang banyak bermain sosial media akan cenderung merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki saat ini dan akan melakukan segala cara untuk menunjukkan eksistensinya di dunia maya.
Perasaan FOMO lebih banyak menimbulkan hal negatif daripada positif. Salah satunya memaksakan diri membeli produk yang sedang tren padahal ada kebutuhan mendesak yang perlu dipenuhi. Hal ini dapat mengakibatkan defisit keuangan yang tentu saja merugikan diri sendiri.
Dibandingkan menghabiskan waktu luang dengan bermain sosial media, lebih baik habiskan dengan melakukan hobi. Pikiran jadi lebih rileks dan perasaan cemas pun bisa hilang ketika kamu fokus melakukan hobi. Selain itu, dengan melakukan hobi, kamu dapat mengeksplorasi potensi dalam diri yang mungkin belum kamu sadari.
Itu dia ulasan singkat mengenai FOMO yang banyak dialami manusia modern. Kalau kamu pernah atau sedang mengalaminya, kamu bisa konsultasi dengan profesional melalui fitur #TalkToDIAN secara anonim dan tentunya gratis.
Sumber:
Fear Of Missing Out (FOMO), Ketakutan Kehilangan Momen https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen.html (Diakses April 2024)
Posted: Thursday, Oct 06, 2022
Updated: Wednesday, Oct 30, 2024
4,172
Pengembangan Diri
Jarang Diketahui, Kenali 5 Tanda Kamu Mengalami Burnout
Posted: 2 years ago
8 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.