Shop

Arrow Right

My Cart

Arrow Right

Cara Menghitung Standar Deviasi di Excel Biar Efektif

Kamu masih menghitung standar deviasi secara manual dengan kalkulator? Saatnya beralih ke Excel! Temukan cara mudah menghitung standar deviasi di artikel ini

MyEduSolve menyediakan ujian sertifikasi internasional dan pelatihan resmi untuk keperluan individu, perusahaan, serta institusi pendidikan.

Posted: Monday, Feb 14, 2022

Ditinjau oleh MyEduSolve

Share:

Cara Menghitung Standar Deviasi di Excel Biar Efektif cover

Menghitung standar deviasi kini bisa dilakukan dengan mudah menggunakan Microsoft Excel.


Kamu tidak perlu repot menghitungnya secara manual dengan kalkulator, karena Excel sudah memiliki rumus otomatis yang bisa memberikan hasil akurat dalam hitungan detik.


Standar deviasi sendiri adalah ukuran yang menunjukkan seberapa tersebar data dalam suatu kumpulan. Jika nilainya besar, berarti variasi datanya tinggi, sedangkan jika kecil, datanya lebih terkonsentrasi di sekitar rata-rata.


Memahami cara menghitung standar deviasi di Excel sangat berguna, terutama dalam pekerjaan yang berhubungan dengan analisis data, seperti akuntansi, penelitian, atau manajemen bisnis.


Dengan menggunakan rumus yang tepat, kamu bisa mengolah data dengan lebih efisien tanpa perlu menghitungnya satu per satu.


Dalam artikel ini, MyEduSolve akan membahas langkah-langkah menghitung standar deviasi di Excel dengan efektif. Simak sampai habis ya!


Baca juga: Wajib Tahu! 12 Skill Excel yang Harus Dikuasai Untuk Tingkatkan Karier!

Apa Itu Standar Deviasi?

Standar deviasi adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh data dalam sebuah kumpulan menyebar dari rata-ratanya.


Jika standar deviasi kecil, berarti sebagian besar data mendekati rata-rata. Sebaliknya, jika standar deviasi besar, berarti data lebih tersebar dan bervariasi.


Standar deviasi sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti penelitian, keuangan, dan manajemen. Dengan mengetahui standar deviasi, kita bisa memahami apakah data yang dimiliki cenderung stabil atau memiliki variasi yang besar.


Dalam statistik, standar deviasi bisa dihitung untuk dua jenis data, yaitu populasi dan sampel. Berikut perbedaannya:


  • Standar deviasi populasi digunakan jika kita menghitung standar deviasi dari seluruh data yang ada dalam suatu kelompok.


Misalnya, jika kita ingin mengetahui sebaran nilai ujian seluruh siswa di sekolah, maka kita menggunakan standar deviasi populasi.


  • Standar deviasi sampel digunakan jika kita hanya mengambil sebagian data sebagai perwakilan.


Misalnya, jika kita hanya meneliti nilai ujian dari satu kelas sebagai contoh, maka kita menggunakan standar deviasi sampel.


Perbedaan ini penting karena cara perhitungannya sedikit berbeda, terutama dalam pembagian jumlah data saat menghitung varians.

Apa Saja Rumus Standar Deviasi?

Standar deviasi bisa dihitung menggunakan dua rumus, tergantung pada jenis data yang digunakan, yaitu standar deviasi populasi dan sampel.


Keduanya memiliki cara perhitungan yang hampir sama, tetapi terdapat perbedaan dalam pembagian jumlah data.

1. Rumus Standar Deviasi Populasi

Rumus ini digunakan jika kita menghitung standar deviasi dari seluruh anggota populasi tanpa pengecualian. Berikut rumus standar deviasi populasi:



Penjelasan:


  • σ (sigma) adalah standar deviasi populasi, yaitu ukuran sebaran data dalam seluruh populasi.

  • x adalah setiap nilai dalam kumpulan data.

  • μ (mu) adalah rata-rata dari seluruh data populasi.

  • N adalah jumlah total data dalam populasi.


Dalam perhitungan ini, setiap nilai dalam kumpulan data dibandingkan dengan rata-ratanya, lalu dikuadratkan agar hasilnya selalu positif.


Kemudian, jumlah dari semua selisih kuadrat tersebut dibagi dengan N, yang merupakan jumlah total data dalam populasi.


Terakhir, diambil akar kuadrat dari hasilnya untuk mendapatkan standar deviasi.

2. Rumus Standar Deviasi Sampel

Jika kita hanya menggunakan sebagian data sebagai sampel dari populasi, maka rumus yang digunakan adalah:



Penjelasan:


  • s adalah standar deviasi sampel, yang digunakan untuk memperkirakan standar deviasi populasi berdasarkan sampel.

  • x adalah setiap nilai dalam kumpulan data.

  • x bar adalah rata-rata dari data dalam sampel.

  • n adalah jumlah data dalam sampel.


Perbedaan utama dengan rumus populasi adalah pada penyebutnya, yaitu n - 1. Pengurangan 1 ini disebut derajat kebebasan, yang berfungsi untuk mengoreksi bias dalam estimasi sampel terhadap populasi.

Bagaimana Cara Menghitung Standar Deviasi di Excel untuk Populasi dan Sampel?

Menghitung standar deviasi di Excel sangat mudah karena sudah tersedia fungsi bawaan yang bisa langsung digunakan. Berikut langkah-langkah awalnya:


  1. Siapkan Data dalam Excel

Masukkan kumpulan data ke dalam Excel dalam bentuk kolom atau baris.


  1. Gunakan Fungsi Standar Deviasi yang Sesuai

Pilih fungsi yang tepat sesuai dengan jenis data yang digunakan.


Setelah itu, kamu bisa memilih apakah akan menggunakan standar deviasi untuk populasi atau sampel. Berikut langkah-langkah menggunakan tiap rumusnya:

1. Standar Deviasi untuk Populasi (=STDEV.P)

Kamu dapat menggunakan fungsi STDEV.P jika kamu ingin menghitung standar deviasi dari seluruh data yang ada tanpa pengecualian.


Fungsi ini cocok jika data yang kamu miliki mencakup seluruh populasi, bukan hanya sebagian.


Misalnya, jika kamu menghitung variasi nilai ujian semua siswa di sekolah, maka STDEV.P adalah pilihan yang tepat.


Contohnya, kamu memiliki data nilai ujian dari seluruh siswa di sebuah kelas yang dimasukkan ke dalam Excel seperti berikut:



Untuk menghitung standar deviasi dari seluruh data ini, gunakan rumus “STDEV.P” di sel kosong.


Setelah menekan “Enter”, Excel akan menghitung standar deviasi berdasarkan seluruh data tersebut. Hasilnya akan menunjukkan seberapa besar variasi nilai siswa dalam kelas tersebut.

2. Standar Deviasi untuk Sampel (=STDEV.S)

Kamu dapat menggunakan fungsi STDEV.S jika kamu hanya memiliki sebagian data yang mewakili populasi.


Fungsi ini membantu memperkirakan standar deviasi seluruh populasi berdasarkan sampel yang tersedia.


Misalnya, jika kamu ingin menganalisis variasi nilai siswa tetapi hanya mengambil data dari satu kelas, maka STDEV.S adalah pilihan yang tepat.


Contohnya, kamu ingin mengetahui variasi nilai ujian siswa di sebuah sekolah, tetapi hanya mengambil data dari lima siswa sebagai sampel. Data tersebut dimasukkan ke dalam Excel seperti berikut:



Untuk menghitung standar deviasi dari sampel ini, gunakan rumus “STDEV.S” di sel kosong. Kemudian, tekan “Enter”, dan Excel akan menghitung standar deviasi berdasarkan sampel tersebut.


Hasilnya akan membantu memperkirakan variasi nilai seluruh siswa di sekolah tanpa harus mengumpulkan data dari semua siswa.


Baca juga: Ini Dia 10 Manfaat Excel yang Perlu Kamu Ketahui dalam Dunia Kerja

Apa Saja Tips Menggunakan Fungsi Standar Deviasi di Excel?

Agar perhitungan standar deviasi di Excel lebih akurat dan efisien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pastikan Data Bebas dari Kesalahan Input

Sebelum menghitung standar deviasi, periksa kembali apakah semua angka sudah dimasukkan dengan benar.


Kesalahan seperti angka yang tertukar, sel kosong, atau data non-numerik dapat membuat hasil perhitungan menjadi tidak akurat.


Jika perlu, gunakan fitur “Sort & Filter” di Excel untuk mengecek apakah ada data yang tidak sesuai.

2. Gunakan Fitur Autofill untuk Mempercepat Penghitungan

Jika kamu memiliki banyak data yang perlu dihitung, manfaatkan fitur “Autofill”.



Caranya, setelah mengetikkan rumus standar deviasi di satu sel, klik dan tarik sudut kanan bawah sel tersebut ke bawah atau ke samping untuk menerapkan rumus ke seluruh data secara otomatis.


Fitur ini akan menghemat waktu dibandingkan mengetik ulang rumus satu per satu.

3. Gunakan Pivot Table untuk Menganalisis Data yang Lebih Besar

Jika kamu bekerja dengan data dalam jumlah besar, seperti ratusan atau ribuan baris angka, gunakan fitur “Pivot Table”.


Dengan tabel pivot, kamu bisa mengelompokkan, menyaring, dan menganalisis data tanpa harus mencari satu per satu secara manual.


Kamu juga bisa menambahkan standar deviasi sebagai salah satu metrik dalam tabel pivot untuk melihat variasi data dengan lebih jelas.

Apa Saja Kesalahan Umum dalam Menghitung Standar Deviasi di Excel?

Saat menghitung standar deviasi di Excel, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dan bisa mempengaruhi hasil perhitungan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Salah Memilih antara =STDEV.P dan =STDEV.S

Banyak orang keliru dalam memilih fungsi standar deviasi yang tepat. STDEV.P digunakan jika data yang dihitung mencakup seluruh populasi, sedangkan STDEV.S digunakan jika data hanya berupa sampel.


Menggunakan fungsi yang salah dapat membuat hasil perhitungan tidak sesuai dengan kondisi data sebenarnya.

2. Mengabaikan Nilai Kosong atau Outlier dalam Data

Jika ada sel kosong atau nilai yang terlalu jauh dari rata-rata (outlier), hasil perhitungan bisa menjadi tidak akurat.


Sebaiknya periksa kembali data sebelum menghitung standar deviasi, dan jika perlu, gunakan fitur “Remove Duplicates” atau “Sort & Filter” di Excel untuk memastikan data yang digunakan benar-benar bersih dan relevan.

3. Tidak Memahami Perbedaan antara Sampel dan Populasi

Standar deviasi untuk sampel dan populasi dihitung dengan cara yang sedikit berbeda. Jika kamu hanya mengambil sebagian data dari keseluruhan populasi, gunakan STDEV.S agar hasilnya lebih akurat.


Sebaliknya, jika semua data dalam populasi tersedia, gunakan STDEV.P. Memahami perbedaan ini sangat penting agar analisis data yang dilakukan tidak salah interpretasi.


Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu bisa memastikan perhitungan standar deviasi di Excel lebih tepat dan sesuai dengan kondisi data yang dianalisis.

Apa Perbedaan Utama antara STDEV.P dan STDEV.S?

Perbedaan utama antara STDEV.P dan STDEV.S terletak pada jenis data yang digunakan:


  • STDEV.P digunakan ketika kamu ingin menghitung standar deviasi dari seluruh data yang ada.


Misalnya, jika kamu memiliki data lengkap tentang semua siswa di sekolah, dan ingin menghitung variasinya, maka kamu menggunakan STDEV.P.


  • STDEV.S digunakan untuk menghitung standar deviasi dari sebagian data saja, yang disebut sebagai sampel.


Misalnya, jika kamu hanya memiliki data ujian dari beberapa kelas dan ingin memperkirakan variasi nilai untuk seluruh sekolah, maka kamu menggunakan STDEV.S.

Bagaimana Cara Menghitung Standar Deviasi untuk Lebih dari Satu Dataset Sekaligus?

Excel bisa menghitung standar deviasi untuk lebih dari satu kumpulan data secara bersamaan.


Caranya sangat mudah, kamu cukup menambahkan rentang data yang berbeda dalam satu rumus.


Misalnya, jika kamu ingin menghitung standar deviasi dari tiga kumpulan data yang ada di kolom A, B, dan C, cukup ketik rumus berikut:


=STDEV.P(A1:A10, B1:B10, C1:C10)


Dengan rumus ini, Excel akan menghitung standar deviasi untuk ketiga dataset tersebut sekaligus, tanpa perlu menghitungnya satu per satu. Ini akan sangat menghemat waktu jika kamu bekerja dengan banyak data.


Baca juga: Mudah! Begini Cara Menghapus Data Duplikat di Excel dengan Cepat


Demikian cara menghitung standar deviasi di Excel dengan efektif. Dengan memilih fungsi yang tepat dan memastikan data akurat, kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih tepat dan cepat.


Kamu juga bisa mempelajari rumus Excel lainnya agar pekerjaanmu lebih efektif dengan mengikuti program sertifikasi Microsoft Excel Associate dari MyEduSolve!


Jangan lupa juga untuk menjelajahi berbagai tawaran program sertifikasi lainnya di shop MyEduSolve sesuai dengan bidang karier yang kamu sedang kamu bangun!


Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web MyEduSolve. Semoga bermanfaat!

Related Tags

cara menghitung standar deviasi
standar deviasi
excel

31,129

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.