Shop

Arrow Right

Tantangan Pendidikan Indonesia di Era Digital dan Upaya Mengatasinya

Pandemi COVID-19 memperlebar kesenjangan pendidikan di Indonesia. Dilansir dari UNICEF Indonesia, pada tahun 2020 situasi pandemi mengakibatkan sekitar 530.000 sekolah tidak beroperasi dan beralih ke proses pembelajaran jarak jauh untuk 68 juta siswa.

Posted: Thursday, Jan 20, 2022

Share:

Tantangan Pendidikan Indonesia di Era Digital dan Upaya Mengatasinya cover

Terlepas dari dampak negatif yang telah kita alami selama pandemi COVID-19, ternyata mempunyai sisi positifnya juga karena melalui perkembangan teknologi yang semakin cepat, menghadirkan banyak sekali peluang baru bagi sektor pendidikan dan juga ekonomi. Mengapa demikian? Karena mayoritas aktivitas dari masyarakat sudah mulai beralih ke dunia digital. Akibatnya, sumber daya yang dibutuhkan saat era digital seperti saat ini semakin banyak peluangnya yang bisa kita manfaatkan.

Namun, sayangnya kita masih belum bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal karena memang masih mengahadapi berbagai macam tantangan. Lantas, apa saja tantangan dan juga upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? Yuk simak selengkapnya!

Situasi pandemi membawa banyak inovasi pembelajaran digital dan investasi dalam teknologi pendidikan (EdTech), tetapi juga memperluas ketidakadilan yang ada dalam pendidikan bagi banyak siswa sehingga menjadikan kondisi ini sebagai tantangan yang tak dapat dihindari. Di antaranya, yaitu:

1. Guru Belum Siap Menggunakan Teknologi

Banyak siswa dan guru berpenghasilan rendah tidak memiliki perangkat digital atau keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran berbasis digital atau online ini. Menurut data dari UNICEF, pada tahun 2020, sebanyak 67% guru melaporkan kesulitan dalam mengoperasikan perangkat dan menggunakan online platform dalam proses pembelajaran.

Baca juga: Apa Saja Manfaat Teknologi dalam Pendidikan? 

2. Kesenjangan Pengetahuan dan Kemampuan dalam Teknologi

Faktor penyebab terjadinya kesenjangan pengetahuan dan kemampuan dari tenaga pendidik maupun siswa, tak terlepas dari infrastruktur yang belum merata dan hanya terpusat pada kota-kota besar saja. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Badan Pusat Statistik tahun 2012-2018 yang menyatakan bahwa rata-rata pengguna internet di wilayah pedesaan hanya berkisar 40-48% saja dan sangat berbeda jauh dengan akses internet di perkotaan yang berkisar 72%.

3. Keterampilan Digital yang Terbatas 

Dengan keterampilan digital yang terbatas, guru tidak dapat memantau pembelajaran siswa atau berkomunikasi secara efektif. Seperti kesulitan dalam memantau anak saat belajar dari rumah juga mengakibatkan turunnya hasil belajar, dan siswa putus sekolah. Di tahun 2020, banyak siswa dan orang tua yang mengaku tidak mendapat “feedback” dari guru terkait tugas atau ujian yang diberikan.

4. Ancaman Cybercrime

Kesadaran dan pengetahuan tentang literasi digital beserta keamanan digital masih cukup rendah, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap kejahatan dunia maya atau cybercrime. Cybercrime sendiri merupakan suatu tindakan kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet. Contohnya seperti ujaran kebencian, penyebaran hoax, cyber bullying, cyber harrashment, dan lain sebagainya yang berdampak negatif terhadap perkembangan moral siswa dan merosotnya pendidikan karakter di Indonesia. 

Oleh sebab itu, diperlukan adanya peran tenaga pendidik atau guru untuk membentuk karakter siswanya dengan baik. Salah satu solusi yang paling efektif dalam menangani cybercrime di Indonesia yakni dengan literasi digital. 

Baca juga: Mengenal Literasi Digital, Urgensi, dan Contoh

Literasi digital sangat diperlukan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal, literasi digital dapat dimasukan dalam kurikulum wajib bagi siswa dan menjadi mata kuliah wajib untuk para mahasiswa di perguruan tinggi. 

Pentingnya Sertifikasi bagi Tenaga Pendidik

Dengan berbagai peluang dan tantangan yang terus bermunculan seiring dengan perkembangan era digitalisasi, jika kamu ingin meniti karier sebagai tenaga pendidik profesional kamu bisa mengikuti sertifikasi dari Microsoft yang bernama Microsoft Certified Educator (MCE). 

Baca juga: Kenali Sertifikasi Internasional bagi Tenaga Pendidik dari Microsoft

Mengapa Microsoft Certified Educator Sangat Diperlukan?

Microsoft Certified Educator (MCE) adalah program pengembangan tenaga kerja pendidik profesional yang menjembatani kesenjangan antara keterampilan penggunaan teknologi dan metode pembelajaran yang inovatif. 

Melalui sertifikasi ini, para tenaga pendidik dapat memvalidasi bahwa mereka memiliki keterampilan yang diperlukan guna memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan disesuaikan bagi kebutuhan siswa di era digital melalui 21st century skills menggunakan tools Microsoft.

Baca juga: 5 Kompetensi dan Skill Penting Guru di Abad 21

Itulah penjelasan singkat seputar peluang dna tantangan pendidikan di Indonesia. 
Apakah kamu sudah siap menjadi agent of change dalam perkembangan pendidikan di Indonesia?

Ikuti sertifikasi Microsoft Certified Educator untuk menjadi tenaga pendidik yang siap dalam menghadapi perkembangan teknologi dan juga dapat bersaing secara global!


Referensi:

Strengthening Digital Learning across Indonesia: A Study Brief. Diakses pada 13 Januari 2022.
Microsoft Certified Educator Program. Diakses pada 13 Januari 2022.

Tags terkait

Pendidikan Indonesia
Literasi Digital
MCE

15,804

Rekomendasi Artikel

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.