Shop

Arrow Right

My Cart

Arrow Right

Apa Itu Data Sekunder? Berikut Contoh dan Bedanya dengan Data Primer

Data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan lain dan digunakan kembali. Temukan lebih banyak tentang penggunaannya dalam artikel ini.

A journalism graduate now navigating the SEO landscape, I blend journalistic insight with a witty, engaging style, ensuring content is as captivating as it is search-optimized.

Posted: Thursday, Jun 27, 2024

Ditinjau oleh Mentor MyEduSolve

Share:

Apa Itu Data Sekunder? Berikut Contoh dan Bedanya dengan Data Primer cover

Ketika sedang mengerjakan penelitian seperti skripsi, tesis, atau makalah, kamu wajib mengumpulkan data primer dan data sekunder sebagai sumber informasi.

Bagi kamu yang belum paham perbedaan antara keduanya, yuk baca artikel ini karena akan mengulas definisi dan contoh data sekunder. Simak baik-baik, ya!

Pengertian Data Sekunder dalam Penelitian

Mengutip dari halaman web Benedictine University Library, data sekunder adalah kumpulan data yang sudah ada dan disimpan oleh institusi atau lembaga yang berwenang sebagai bagian dari pengarsipan data.

Jadi, data sekunder merupakan data yang tidak diambil langsung oleh peneliti, melainkan peneliti memperolehnya dari sumber lain berupa dokumen tertulis, seperti laporan, penelitian, buku, dan sumber lain yang informatif.

Biasanya data sekunder dibutuhkan untuk memperkuat argumen dari peneliti ketika mengemukakan sebuah hipotesis dalam skripsi, tesis, maupun makalah yang sedang dikerjakan.

Apa Perbedaan Data Sekunder dengan Data Primer?

Lalu, apa perbedaan antara data sekunder dengan data primer? Jika data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung melalui media lain, data primer adalah data yang dihimpun sendiri oleh peneliti melalui berbagai metode. Umumnya melalui wawancara, kuisioner, dan eksperimen dengan tujuan membuktikan hipotesis dan menyelesaikan rumusan masalah penelitian.

Selain itu, perbedaan antara data sekunder dengan data primer dapat dilihat dari kebaruan datanya. Jika data sekunder kebanyakan berupa data lama karena sudah dihimpun dari berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lalu. Sementara itu, data primer lebih terkini karena data baru dikumpulkan ketika peneliti mengadakan riset.

Tingkat keakuratan data sekunder dan data primer juga berbeda. Data sekunder cenderung lebih akurat karena datanya lebih baru. Sebaliknya data primer keakuratan datanya relatif kurang, sebab pengumpulan data sudah dilakukan beberapa bulan atau tahun lalu.

Proses pengambilan data primer cenderung lebih lama menyebabkan biaya yang dikeluarkan peneliti lebih besar. Sebaliknya, penelitian yang menggunakan data sekunder prosesnya lebih cepat, karena data sudah tersedia dan peneliti tidak merogoh kocek terlalu banyak karena dapat mencarinya melalui metode pustaka.

Baca juga: Pahami Profesi Data Analyst, Tanggung Jawab, Serta Besaran Gajinya!

Ciri-Ciri Data Sekunder

Cara mudah membedakan antara data sekunder dengan data primer juga bisa dilihat melalui ciri-ciri di bawah ini.

  • Sumber data berasal dari media lain yang sudah terbit, contohnya buku, jurnal, esai, dan makalah penelitian.

  • Berupa tafsiran dari data primer oleh pihak ketiga dan bersifat tidak langsung.

  • Bahasa penulisan bersifat objektif sebab fakta penelitian dipaparkan secara netral.

  • Sampel data mengambil dari penelitian lain yang sudah pernah diterbitkan.

  • Kontrol riset kurang dan data umumnya kurang spesifik.

  • Inti data sekunder adalah kumpulan dari data-data primer atau sekunder yang dirangkum menjadi satu.

  • Tingkat keakuratan data kurang, karena data sudah diubah peneliti menjadi informasi.

  • Proses penelitian tidak memakan waktu lama, biaya yang dikeluarkan kecil, dan tidak memerlukan banyak tenaga.

Contoh-Contoh Data Sekunder

Saat sedang mengerjakan sebuah penelitian, penting untuk mengerti contoh-contoh data sekunder. Berikut ini akan dirangkum contoh-contoh data sekunder yang perlu dipahami.

  1. Data Sekunder Kuantitatif

Data sekunder kuantitatif merupakan kumpulan informasi yang telah diterbitkan atau diarsipkan yang penggunaannya sebagai referensi penelitian statistik.

Contohnya seorang peneliti ingin mengadakan penelitian tentang pembakaran kalori yang mempengaruhi metabolisme manusia. Lalu, peneliti bisa memanfaatkan data sekunder dengan mencari referensi dari hasil survei atau riset yang sudah pernah diadakan sebelumnya.

Di samping itu, data sekunder kuantitatif juga umum digunakan oleh mahasiswa di bidang ekonomi yang ingin meneliti tentang jumlah transaksi dalam jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan datanya, peneliti bisa menelusuri berbagai sumber. Bisa mencari laporan penjualan suatu perusahaan, membaca data dari laporan laba tahunan, dan sebagainya.

  1. Data Sekunder Kualitatif

Contoh berikutnya, banyak penelitian yang menggunakan data sekunder kualitatif. Berkebalikan dari data sekunder kuantitatif yang wujud datanya berupa angka numerik dan terukur, data sekunder kualitatif adalah data yang berupa teks, gambar, ilustrasi hasil observasi, dan data lainnya yang sulit dihitung dengan angka.

Umumnya penelitian di bidang keilmuan sosial dan humaniora menggunakan data sekunder kualitatif. Contohnya seperti penelitian pada kualitas kepuasan masyarakat desa, pengaruh budaya mancanegara pada pariwisata lokal, kausalitas status sosial dengan pendidikan, dan hal-hal lainnya yang rata-rata menyangkut kasus sosial dan tak dapat ditunjukkan dengan perhitungan eksak.

Baca juga: Profesi Primadona di Bidang Data: Data Analyst dan Data Scientist

  1. Data Sekunder Memakai Data Internal

Selanjutnya, data sekunder memakai data internal adalah jenis data sekunder yang mengambil sampel data langsung dari arsip internal sebuah institusi atau perusahaan.

Untuk mendapatkan arsip data tersebut tidak mudah, sebab biasanya data tersebut hanya dipakai oleh kalangan internal dan tidak disebarluaskan pada publik. Maka dari itu, biasanya peneliti harus membuat surat permohonan izin seperti proposal.

  1. Data Sekunder Memakai Data Eksternal

Di sisi lain, data sekunder eksternal adalah jenis data sekunder yang sampel data milik perusahaan atau institusi yang bisa diakses secara bebas oleh publik. Biasanya data eksternal memang ditujukan untuk diperlihatkan ke publik dan kerap dijadikan sampel data penelitian.

Lalu, data sekunder yang berasal dari data eksternal seperti apa? Misalnya data statistik yang dirilis pemerintah, berita di media massa, konten sosial media, publikasi penelitian oleh institusi pendidikan, dan jenis data lainnya yang dapat diakses oleh khalayak.

Meski begitu, data sekunder yang diambil dari data eksternal tetap milik pihak ketiga. Oleh karena itu, peneliti harus mencantumkan sitasi dan sumber agar tidak terkena tuduhan plagiasi dan tulisannya bisa dipertanggungjawabkan.

Itu dia rangkuman tentang definisi dan contoh data sekunder yang wajib kamu ketahui. Data sekunder umumnya diperlukan dalam sebuah penelitian untuk dijadikan rujukan dan melahirkan hipotesa baru.

Kalau kamu tertarik dengan analisa data, tidak ada salahnya belajar menjadi data analyst profesional dengan ikut kelas sertifikasi online IT Specialist: Data Analytics Certification dari MyEduSolve. Kamu juga bisa dapatkan kelas menarik lainnya dengan akses laman MyEduSolve.

 

Sumber:

Pengertian, Ciri-Ciri & Contoh Data Sekunder https://itbox.id/blog/pengertian-ciri-ciri-contoh-data-sekunder/ (Diakses Juni 2024)

Public Health Research Guide: Primary & Secondary Data Definitions https://researchguides.ben.edu/c.php?g=282050&p=4036581 (Diakses Juni 2024)

Related Tags

Data sekunder
Literasi Digital

332

Relevant Certifications

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.