Shop

Arrow Right

My Cart

Arrow Right

Kenali Istilah Self Healing yang Sedang Tren dan Cara Melakukannya!

Untuk kamu yang sedang merasa jenuh dengan pekerjaan atau aktivitasmu, simak apa itu self healing untuk memulihkan keadaan dan tips terbaik cara melakukannya!

A journalism graduate now navigating the SEO landscape, I blend journalistic insight with a witty, engaging style, ensuring content is as captivating as it is search-optimized.

Posted: Thursday, Nov 24, 2022

Ditinjau oleh Mentor MyEduSolve

Share:

Kenali Istilah Self Healing yang Sedang Tren dan Cara Melakukannya! cover

Hidup tidak selalu berjalan lancar, ada kalanya mengalami momen-momen sulit hingga membuat stres. Kesehatan mental akan terganggu apabila seseorang mengalami stres berkepanjangan. 

Oleh karena itu, ketika sedang stres lebih baik segera menjalani self healing. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan self healing dan mengapa perannya penting untuk menjaga kesehatan mental? Yuk, ketahui jawabannya dalam artikel berikut.

Pengertian Self Healing

Saat ini banyak anak muda menggunakan istilah healing untuk mendefinisikan kegiatan bersantai dan bersenang-senang. Namun, apa sebenarnya definisi dari self healing?

Mengutip dari kamus Thesaurus, self healing adalah sebuah kegiatan untuk menyembuhkan diri sendiri secara psikis dari kejadian traumatis yang mengundang rasa cemas, marah, dan emosi negatif lainnya.

Aktivitas self healing ini penting untuk dilakukan terutama jika seseorang sudah mengalami stres berkelanjutan. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki kondisi mental agar tidak mengganggu pikiran dan mengubah perilaku dari penderita. Jika stres tidak ditangani dengan tepat dapat mengakibatkan depresi dan penyakit mental lainnya.

Lalu, bagaimana cara self healing terbaik? Jawabannya bisa jadi berbeda-beda karena tiap individu memiliki caranya sendiri untuk melepas stres dan menyembuhkan diri. Segelintir orang mungkin lebih suka healing dengan tidur, menyendiri, dan bersantai di kamar.

Namun, ada juga yang menyembuhkan dirinya dengan melakukan kegiatan di luar rumah dan bertemu banyak orang. Misalnya berolahraga, berjalan-jalan ke tempat baru, hangout bersama sahabat, menonton konser, dan banyak lainnya.

Tidak ada batasan dalam aktivitas self healing, karena kuncinya adalah melakukan segala kegiatan positif yang disenangi sehingga dapat melupakan stres, rasa sedih, tertekan, dan cemas.

Baca juga: Apa Arti Self Healing dan Cara Melakukannya

Kegiatan Self Healing yang Kurang Tepat

Ternyata tidak semua kegiatan berkedok healing ini selalu positif. Ketahui aktivitas healing yang kurang tepat yang dapat berisiko pada diri sendiri dan mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain. Simak, yuk!

  1. Terlalu Menarik Diri

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya jika sejumlah orang merasa nyaman menyendiri di kamar dan membatasi interaksi dengan keluarga atau temannya untuk menyembuhkan diri.

Sebetulnya kegiatan ini tidak salah, tapi akan jadi keliru juga dilakukan secara berkelanjutan dan tidak ada keinginan untuk bersosialisasi.

Jika kondisi ini terus dipertahankan, kamu akan menjadi asosial dan mengalami kesulitan dalam berbaur di masyarakat. Akibatnya, kamu akan menambah konflik dan lama-kelamaan merasa stres karena bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.

  1. Terus-Terusan Berduka

Kehilangan orang yang dicintai, putus cinta, atau mengalami kegagalan dalam hidup tentu saja dapat memicu perasaan sedih. Ketika kamu masih sedih dan berduka, memang sebaiknya keluarkan emosi tersebut.

Ambillah waktu untuk beristirahat dan jauhi hal-hal yang dapat memicu rasa sedih kembali muncul. Namun yang perlu diingat, berdukalah secukupnya dan jangan terus-menerus menenggelamkan diri pada rasa sedih karena justru akan menghambat proses healing.

Dengan terus-terusan berduka, kamu justru akan sulit melepaskan diri dari emosi-emosi negatif, sulit berpikir jernih, dan menjadi tidak logis sehingga konflik batin yang kamu alami tidak terselesaikan.

  1. Terlalu Berusaha Keras Melupakan

Kadang-kadang berusaha terlalu keras untuk melupakan suatu kejadian yang traumatis malah membuat momen tersebut bercokol di dalam benak. Semakin sering kamu berusaha melupakan, kamu akan menaruh atensi lebih pada momen tersebut dan lama-kelamaan memori tersebut makin kuat.

Apabila memori yang ada di dalam pikiran makin kuat, maka rasa amarah akan bertambah dan memungkinkan perasaan tersebut berkembang menjadi benci dan dendam.

Jadi, jika kamu ingin melupakan suatu kenangan buruk, lebih baik lakukan kegiatan healing yang kamu senangi, cari hobi baru, bertemu dengan banyak orang baru, dan perlahan-lahan cobalah mulai berdamai, memaafkan, dan mengikhlaskan.

  1. Melakukan Sabotase yang Merugikan Diri Sendiri

Ketika seseorang tidak dalam kondisi mental yang baik, biasanya mereka tidak mampu berpikir logis dan sering memiliki pikiran untuk menyabotase diri sendiri. Maksudnya adalah melakukan segala aktivitas yang dapat merugikan diri sendiri, seperti menjauhi diri dari dunia luar, menyakiti diri sendiri, membatasi potensi diri dan enggan berkembang.

Kegiatan sabotase pada diri sendiri dapat berimbas pada kehidupan sosial dan kepercayaan diri penderitanya. Seringkali penderita depresi dan penyakit mental melakukan sabotase diri karena merasa tidak memiliki masa depan.

Oleh karena itu, ketika seseorang sedang healing, mereka harus terus dipantau oleh orang terdekat dan profesional agar proses penyembuhan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset, Harus Tahu!

Langkah-Langkah Proses Healing

Jika kamu bingung apa saja langkah-langkah proses healing yang tepat, simak dulu penjelasan tentang enam langkah healing berikut ini.

  1. Penerimaan (Acceptance)

Langkah pertama dalam rangkaian proses healing adalah penerimaan. Biasanya penderita mencoba menerima kejadian yang menimpanya sebagai sesuatu yang tidak bisa mereka kontrol. Tahap penerimaan bisa jadi proses yang cukup sulit bagi sebagian orang.

  1. Kesadaran (Awareness)

Kemudian, tahap selanjutnya adalah kesadaran atau awareness. Pada tahap ini penderita akan mulai menyadari jika mereka mengalami tanda-tanda abnormal pada kondisi psikisnya, seperti perubahan mood secara drastis, mudah marah, kurang bersemangat, dan sebagainya.

  1. Aksi (Action)

Setelah tahap awareness, mulai memasuki tahap action atau mengambil tindakan penyembuhan pada profesional seperti psikolog atau psikiater. Penderita akan mulai menerapkan metode-metode penyembuhan yang dapat menenangkan psikis mereka dan menghindari pencetus emosi negatif.

  1. Percaya Diri (Self-Esteem)

Ketika sudah menjalani pengobatan, umumnya rasa kepercayaan diri penderita akan muncul kembali. Selain itu, penderita sudah mulai bisa berpikir dengan akal sehat, dapat memutuskan, dan kondisi kesehatan secara mental dan fisik sudah meningkat.

  1. Masa Penyembuhan (Healing)

Setelah rasa percaya diri muncul, penderita akan merasa bisa beraktivitas normal seperti biasanya, gejala mulai berkurang, kualitas hidup meningkat, dan sudah mengenali diri sendiri.

  1. Menemukan Arti Kehidupan (Meaning)

Kondisi kesehatan mental yang sudah membaik salah satunya ditandai dengan penderita mulai bisa menemukan arti kehidupan. Mereka dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari kejadian yang menimpa mereka secara positif, serta mencoba menjadi pribadi baru yang lebih baik lagi.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Stres untuk Pekerja

Itu dia penjelasan mengenai self healing yang wajib diketahui. Jika kamu pernah mengalami rasa cemas berlebih, takut, hampa, atau kesepian dan tidak punya tempat bercerita, kamu bisa keluhkan kondisimu pada profesional secara anonim melalui fitur #TalkToDIAN dari MyEduSolve. 

Sumber:

The 6 Steps of Healing You Need to Know https://www.psychologytoday.com/us/blog/crazy-life/201504/the-6-steps-healing-you-need-know (Diakses Juni 2024)

Self-healing https://www.merriam-webster.com/dictionary/self-healing (Diakses Juni 2024)

Related Tags

Self Healing

3,634

Recommended Articles

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.