Shop

Arrow Right

Sorry Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Minta maaf secara berlebihan ternyata punya pengaruh buruk kepada perkembangan diri kamu, maka dari itu berikut adalah cara mengatasinya!

Posted: Tuesday, Feb 07, 2023

Share:

Sorry Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya cover

Apakah kamu sering mengeluarkan kata-kata minta maaf padahal sebenarnya bukan kesalahanmu? Jika iya, mungkin kamu sedang mengalami sorry syndrome.


Sorry syndrome terlihat seperti masalah yang tidak besar, namun jika tidak diatasi dengan cepat nantinya akan berpengaruh kepada perkembangan dirimu hingga bisa berdampak ke kesehatan mental.


Oleh karena itu, kali ini MyEduSolve akan menjelaskan kepadamu pengertian, penyebab, serta cara mengatasi sorry syndrome agar bisa memahami kenapa seseorang bisa berperilaku seperti itu.


Simak penjelasannya berikut ini, ya!


Apa Itu Sorry Syndrome

Menurut HigherEchelon, sorry syndrome adalah dorongan untuk meminta maaf atas hal-hal yang tiada henti, bahkan juga meminta maaf untuk hal-hal diluar kendali atau tindakan yang diyakini tidak salah.


Dilansir oleh Psikolog Juliana Breines, Ph.D dalam artikelnya di Psychology Today, beliau menjelaskan bahwa meminta maaf memang tujuannya baik agar bisa meminimalisir konflik dalam situasi apapun.


Akan tetapi, meminta maaf secara berlebihan juga berbahaya bagi diri sendiri dan bisa menjadi tanda-tanda kalau kamu memiliki self-esteem yang rendah, tidak percaya diri, dan tidak tulus.


Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ciri-ciri jika kamu memiliki sorry syndrome:


  1. Minta maaf untuk hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan

  2. Minta maaf atas tindakan orang lain

  3. Minta maaf kepada benda mati

  4. Minta maaf untuk hal-hal yang bukan salahmu

  5. Minta maaf saat bersikap tegas


Baca juga: ​​Feedback Adalah: Definisi, Fungsi, dan Cara Melakukannya


Penyebab Sorry Syndrome

KlikDokter menjelaskan setidaknya ada berbagai alasan yang bisa menjadi penyebab kamu mengalami sorry syndrome, yaitu:


  1. Menghindari konflik

Salah satu penyebab seseorang mengalami sorry syndrome adalah karena ingin menghindari konflik.


Seseorang yang mengalami hal ini meyakini kalau meminta maaf akan membuat posisinya lebih aman, padahal justru sebaliknya.


Meminta maaf terlalu sering malah bisa membuatmu lebih tertekan dan justru menjadi tanda kalau kamu trauma masa lalu yang belum terselesaikan.


  1. Merasa tidak beruntung

Beberapa orang percaya bahwa dirinya adalah akar penyebab dari segala hal buruk yang terjadi di sekitarnya.


Pemahaman ini dipicu karena pengalaman pahit di masa kecil hingga merampas identitas dan harga diri.


Jika tidak diatasi, dampak negatif seperti merasa sebagai orang yang tidak patut dicintai dan harus disalahkan akan terus dirasakan.


  1. Pasangan terlihat sempurna

Jika kamu memiliki percaya diri yang rendah dan pasangan yang terlihat sempurna, bisa membuatmu cenderung menyalahkan diri sendiri.


Rendahnya percaya diri nantinya juga membuatmu memiliki keyakinan yang buruk terhadap diri sendiri.


  1. Tidak ingin orang lain merasa buruk

Sering mengungkapkan maaf agar orang lain merasa bahagia bisa jadi penyebab kamu memiliki sorry syndrome.


Mungkin kamu berharap akan meningkatkan harga dirimu karena bisa membuat orang lain bahagia, namun sebenarnya itu mengindikasikan kalau kamu ingin selalu disukai oleh orang lain.


  1. Meminta maaf agar orang lain tidak meninggalkanmu

Jika kamu sering meminta maaf walaupun itu bukan salahmu, mungkin itu dilakukan karena kamu tidak mau ditinggalkan oleh orang lain.


Salah satu pemicunya karena saat masih kecil, kamu tidak bisa mengandalkan orang tua di saat membutuhkan peran mereka.


Baca juga: Coping Mechanism: Pengertian, Tips, dan Cara Menemukannya


Cara Mengatasinya

Meminta maaf merupakan perilaku yang baik, namun jika dilakukannya secara berlebihan tentu memiliki dampak yang negatif terhadap dirimu.


Maka dari itu, berikut adalah cara mengatasinya:


  1. Belajar untuk meminta maaf pada situasi tertentu, misalkan saat memang melakukan salah atau berkontribusi kepada perlakukan yang salah

  2. Usahakan mengubah kalimat “maaf” ke “terima kasih”, contohnya saat kamu menjatuhkan barang dan ada orang lain yang membantunya, ucapkan “terima kasih”

  3. Apabila masih belum bisa mengendalikan rasa tersebut, kamu bisa konsultasikan keresahanmu ke Psikolog untuk mencari tahu alasannya.

Jika kamu ingin bertanya seputar kesehatan mental namun bingung harus bertanya ke siapa, bisa kamu tanyakan ke Psikolog MyEduSolve secara anonim hanya di #TalkToDIAN, ya!

Tags terkait

Sorry Syndrome

3,915

Rekomendasi Artikel

Suggest a Topic

What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.