Database adalah sistem yang terorganisasi untuk menyimpan, mengelola, dan mengakses data. Database banyak digunakan karna cukup penting dalam industri teknologi. Simak apa saja manfaat, serta jenis-jenisnya!
Apakah kamu tahu kalau akses daring ke aplikasi menggunakan komputer maupun smartphone yang setiap hari dilakukan ternyata terjadi proses pemindahan data, kemudian disimpan di sebuah sistem yang disebut database. Lalu, apa itu database?
Yuk, cari tahu jawabannya di artikel berikut ini!
Database (basis data) adalah kumpulan informasi yang dikelola agar pengguna mudah mengakses, mengatur, dan memperbaruinya. Jenis informasi yang disimpan di database dapat berupa transaksi penjualan, perilaku pengguna, identitas pengguna, keuangan, hingga informasi pembelian produk.
Kumpulan data dalam database tersebut bisa diamati dan dianalisis, kemudian dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk keputusan bisnis.
Banyak perusahaan menyimpan data pelanggan di database melalui proses bisnis seperti transaksi pembelian produk dan layanan customer service.
Kemudian, dari data yang dikumpulkan, perusahaan akan menganalisa demi meningkatkan angka penjualan dan kualitas pelayanan. Data yang disimpan di database juga kerap digunakan banyak perusahaan untuk merekomendasikan konten dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Saat ini jenis database yang sedang banyak dipakai perusahaan-perusahaan adalah MySQL, Sybase, Oracle, MongoDB, Informix, PostgreSQL, SQL Server, dan sebagainya.
Baca juga: Harus Tahu! Berikut 3 Manfaat Sertifikasi IT Specialist
Database pertama kali dikenalkan ke publik pada tahun 1965 dalam bentuk file-based atau berbasis dokumen tunggal. Jadi, data-data dikumpulkan dan dikelola dalam bentuk dokumen yang dianggap mempermudah dalam pengelolaan dan aksesnya.
Selanjutnya, pada tahun 1968 database terus mengalami perkembangan dan bentuknya pun berubah menjadi model hierarki. Model database berbentuk hierarki ini menghubungkan dokumen satu dengan yang lainnya secara bercabang. Database hirarki ini disebut dengan istilah IMS (Information Management System).
Pengembangan database terus berlanjut dan seseorang bernama Charles Bachman memperkenalkan database berbentuk network data yang telah ia kembangkan sejak tahun 1960-an. Database model network data ini menghubungkan dokumen sebagai pemilik dan anggota dalam bentuk skema.
Kemudian, di tahun 1970-an E. F. Codd memperkenalkan pengembangan database yang ia kerjakan. Model database milik E.F. Codd berbentuk relational database dan database management yang menggunakan terminologi sampel dan skema. Jadi, kumpulan data dikelola dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom, lalu skema akan menentukan strukturnya seperti tipe kolom dan nama kolom.
Pengembangan database tidak berhenti sampai di situ saja. Belum lama ini muncul model database yang dinilai lebih serbaguna dan praktis, yaitu cloud database. Cloud database ini memberikan fasilitas pada pengguna untuk menyimpan, mengelola, dan mengambil data secara terstruktur maupun tidak melalui platform cloud yang dapat diakses lewat internet. Contoh cloud database adalah Oracle, MySQL, AWS, Snowflake Computing, Microsoft SQL Server, dan Google Cloud Spanner.
Baca juga: 5 Skill ini Membantu Kamu Untuk Bekerja Profesi Sebagai IT
Database umumnya terbagi atas tipe konten dan pendekatan yang digunakan. Pembagian database berdasarkan tipe kontennya diklasifikasikan menjadi bibliografi, teks, numerik, dan gambar. Namun, secara umum di dunia IT, pembagian jenis database berdasarkan pendekatannya. Berikut ini jenis-jenis database yang sering digunakan.
Relational Database adalah database yang mengelola data melalui hubungan data. Kebanyakan software saat ini menggunakan jenis relational database dalam pengelolaan data yang dianggap cukup efisien untuk mengatur dan memelihara data.
Contoh database yang menggunakan pendekatan relational database adalah MySQL, PostgreSQL, MariaDB, MongoDB, SAP Hana, IBM Db2, MemSQL, Interbase, Firebird, dan Oracle.
Distributed database merupakan jenis database yang alat penyimpanannya tidak dipasang ke perangkat komputer pengguna, melainkan disimpan di jaringan komputer lainnya yang tersebar dan saling berhubungan.
Jadi, sistem database ini distribusikan melalui website yang terhubung tanpa perlu alat fisiknya lewat administrator. Kemudian, administrator akan mengirimkan data ke beberapa lokasi dalam satu server dengan jaringan yang terorganisir. Contoh database dengan pendekatan distributed database ini adalah Microsoft Access.
Cloud database dibuat dalam lingkungan virtual yang dapat diakses secara privat, publik, maupun hybrid. Biasanya cloud database bekerja sama dengan berbagai aplikasi sebagai fasilitas layanan yang ditawarkan pada pengguna. Kemudian, pengguna akan dikenakan biaya berdasarkan jumlah memori penyimpanan dan bandwidth yang telah digunakan.
Berkebalikan dengan jenis relational database, jenis NoSQL database ini bisa mengelola kumpulan data dalam jumlah besar, sehingga cocok untuk mengatasi permasalahan performa big data lebih baik daripada relational database. Bahkan NoSQL database mampu menganalisa kumpulan data yang tidak terstruktur di cloud dengan baik.
Operational database bekerja dengan mengelola kumpulan data secara dinamis dan real-time. Dengan begitu, para pengguna dapat memantau, mengerjakan, hingga mengedit data secara langsung melalui perangkat komputer mereka. Contoh operational database adalah JSON dan XML.
Database warehouse adalah database yang umum digunakan untuk proses pelaporan data, analisa data, dan bagian komponen dari business intelligence.
Database warehouse memiliki sumber lebih dari satu dan data yang tersimpan berasal dari unggahan di sistem operasi. Database yang menggunakan cara kerja database warehouse adalah Microsoft SQL Server.
Terciptanya database memberikan manfaat bagi penggunanya. Berikut manfaat yang bisa dirasakan user.
Database menawarkan kemampuan dalam menyeleksi data secara cepat, sehingga bisa mencari informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat.
Sistem database menawarkan kemudahan akses dengan basis multi-user sehingga dapat diakses oleh banyak pengguna sekaligus yang akan meningkatkan efisiensi kerja.
Sistem database sudah diatur sedemikian rupa agar terjamin keamanannya dengan akses terbatas. Artinya, yang dapat mengakses data tersebut hanya orang-orang yang diizinkan.
Database tidak memerlukan banyak server dalam proses penyimpanan data. Tujuannya agar bisa diakses oleh beberapa orang sekaligus, selain itu perusahaan pun jadi tidak perlu menyiapkan terlalu banyak ruang penyimpanan.
Dengan memiliki database, perusahaan dapat menghemat anggaran. Sebab, perusahaan bisa mengumpulkan data yang dibutuhkan secara cepat melalui satu ruang penyimpanan saja.
Baca juga: Seberapa Penting Menguasai Microsoft Office di Dunia Kerja?
Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu database dan manfaatnya. Semoga informasi ini berguna untuk kamu, terutama yang ingin berkecimpung di dunia IT dan pengolahan data.
MyEduSolve menawarkan program sertifikasi IT Specialist: Databases Certification yang bisa meningkatkan skill dan kredibilitas kamu di dunia kerja. Dapatkan informasi lebih lanjut di laman MyEduSolve.
Sumber:
Database (DB) https://www.techtarget.com/searchdatamanagement/definition/database (Diakses November 2023)
Database https://www.javatpoint.com/what-is-database (Diakses November 2023)
Posted: Wednesday, Dec 13, 2023
Updated: Sunday, Nov 17, 2024
868
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.