Magnificent Eagle
October 19, 2022
Halo kak, aku nggatau harus kemana buat cerita. Aku punya 2 kakak dan 1 adek. 2 kakakku sudah berkeluarga dan nggak lagi tinggal serumah. Saat ini aku kuliah semester 7. Tbh aku ikut studi independen karna ga berkesempatan magang dari kampus. Apa aku nyesel? Nggak. Studi independen ini justru ngebuka mata aku buat punya arah karir lain yang juga menjanjikan. Nah sedari kecil mentalku sbenernya udah keganggu but my parent used to say KAMU KESETANAN. Jadi aku cuma bisa jadi boneka mereka, ikutin apa yang boleh dan gak boleh dilakukan, pilih apa yang bagus dan gak bagus, certainly, menurut mereka. Hasilnya? Aku cuma punya keahlian di dasarnya aja. Alias sekedar bisa. Impactnya? Ngomong gabisa, jelasin sesuatu gabisa, ngerjain sesuatu berantakan selalu banyak kurangnya. Kayak gini sekarang deh kak, umurku 21 tapi cara ngomongku masih kayak anak kecil. You're doing great if you could understand what I wanna say. Karna aku rasa caraku cerita ga beralur. Sekarang aku harusnya mulai skripsi. Tapi aku gabisa. Bukan cuma karna ikut studi independen ini, tapi karna kakak selalu tanya dengan panik, gimana magang? Kenapa ga magang? Mau jadi apa kamu kedepannya? Percuma lo kamu kuliah lama-lama biaya mahal kalo kerja ga sesuai. Intinya dalam sehari aku malah jadi nggak ngelakuin apapun. Apalagi sekarang adek aku udah kerja. Dengan penghasilannya dia bisa nglakuin apapun yang bikin orangtua, khususnya ibuku impressed. Kalau aku sering keluar demi mencari tempat yang nyaman buat ngerjain sesuatu, bapak aku yang selalu protes seolah aku anjal. Kalau aku di rumah, yagini. Gak ada motivasi dan brasa useless, needless, wantless. How to survive of this situation? Aku cuma mau cepet selesai skripsi, lulus, aku buktikan dengan aku ikut studi independen yang hari hari mantengin laptop itu berguna, nggak kalah sama yang bisa kerja di bank.
Mental Health
Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung pihak lain ya