Impostor syndrome adalah salah satu istilah yang menggambarkan sikap seseorang yang sering meragukan keterampilan, bakat, atau prestasi yang dimiliki dan merasa pencapaian itu palsu.
Isi Artikel
Sukses dalam karir sudah menjadi impian setiap orang. Namun pernahkah kamu mengalami perasaan terbebani dan rendah diri dengan pencapaianmu saat ini dan menganggap kesuksesanmu semata-mata karena keberuntungan saja?
Jika kamu sedang mengalaminya, artinya kamu menderita impostor syndrome. Artikel ini akan merangkum semua fakta seputar impostor syndrome, oleh karena itu simak baik-baik artikel ini, ya!
Impostor syndrome adalah kondisi psikologis seseorang ketika mereka merasa cemas, takut, dan tidak percaya dengan pencapaian mereka hingga menganggap kesuksesan mereka tidak nyata. Padahal secara objektif, kinerja dan prestasi mereka sudah diakui.
Siapa saja bisa mengalami impostor syndrome baik perempuan maupun laki-laki. Tak jarang penderitanya merasa frustasi karena kondisi ini menurunkan kepercayaan diri, meragukan kemampuannya, dan tidak merasa cukup atas prestasi yang susah payah diraih.
Penderita impostor syndrome merasa tidak berdaya dan tidak lebih mampu dari orang lain ketika menghadapi situasi yang sama, sehingga sering merasa tidak pantas dan rendah diri.
Fenomena ini bisa terjadi tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan saja, tapi juga berkaitan dengan percintaan, persahabatan, keluarga, dan secara umum.
Akan tetapi, impostor syndrome tidak terhitung sebagai penyakit mental yang didiagnosis oleh psikiater. Sebab, kondisi ini seringnya digunakan untuk menjelaskan kondisi mental seseorang.
Jika menilik sejarahnya, istilah impostor syndrome pertama kali dipakai di tahun 1970-an oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance. Menurut mereka, penderita impostor syndrome justru kebanyakan orang yang berprestasi dan high achiever.
Secara objektif, terdengar tidak masuk akal jika individu yang berprestasi merasa rendah diri dan menganggap pencapaiannya hanya karena beruntung. Impostor syndrome ini menyebabkan muncul perasaan insecure, tidak dapat berelasi baik dengan orang-orang di lingkungannya, dan kurang maksimal dalam bekerja.
Secara teori kondisi impostor syndrome dibagi ke dalam lima tipe, berikut penjabarannya:
Impostor syndrome tipe pertama adalah the perfectionist, seorang individu yang menderita tipe ini selalu ingin melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan baik, tetapi di sisi lain mengalami paradoks karena percaya jika dirinya sebetulnya tidak sebaik ekspektasi orang lain.
The expert adalah tipe impostor syndrome yang selalu merasa jika dirinya tidak bisa menguasai topik atau keahlian tertentu, sebab masih banyak hal yang belum dipelajari. Jadi, secara subjektif penderita, mereka akan merasa bukan seorang ahli.
Orang yang menderita impostor syndrome tipe the natural genius, merasa tidak yakin dengan kecerdasan alami mereka. Ketika mereka gagal untuk pertama kali atau membutuhkan waktu dalam mempelajari sesuatu, penderita the natural genius akan merasa rendah diri dan tidak pantas.
The soloist merupakan suatu kondisi psikologis ketika seorang individu merasa minder ketika meminta bantuan pada orang lain demi mendapatkan suatu prestasi. Dikarenakan tidak dapat mencapainya sendirian, penderitanya akan meragukan kemampuan dan dirinya sendiri.
Tipe terakhir adalah the superperson, penderita impostor syndrome tipe ini meyakini jika mereka harus bekerja keras untuk meraih prestasi setinggi mungkin. Apabila gagal mendapatkannya, mereka merasa bukan apa-apa.
Banyak orang yang memiliki impostor syndrome berasal dari keluarga yang selalu menekankan pencapaian dan kesuksesan. Dilansir dari VeryWellHealth, ada empat penyebab utama yang memicu munculnya sindrom ini, yaitu:
Keluarga yang selalu menekankan pencapaian dan kesuksesan dinilai cenderung akan menuntut anak-anak mereka untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dapat membuat anak-anak mereka merasa
Perbedaan budaya akan membangun nilai yang berbeda juga. Perbedaan ini akan mempengaruhi bagaimana penilaian dan pandangan masyarakat yang ada di dalamnya terhadap definisi pendidikan, karier, dan arti sukses bagi mereka.
Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain akan memicu emosi negatif yang dapat membuat kamu merasa gagal hanya karena tidak memiliki pencapaian yang sama seperti orang lain.
Jika kamu termasuk salah satu orang yang ingin selalu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan merasa tidak puas apabila ada satu hal yang kurang atau terlewat
Pada awalnya teori impostor syndrome ini kebanyakan menjangkiti para wanita karir dengan prestasi cemerlang. Namun, semakin lama fenomena ini jadi semakin umum dan dapat diderita juga oleh laki-laki.
Siapa saja bisa menderita sindrom ini, terlepas dari jenis kelamin, status sosial, latar belakang pekerjaan, keterampilan, atau gelar pendidikannya.
Namun untungnya impostor syndrome tidak dikategorikan sebagai penyakit mental serius, karena fenomena ini cukup umum dialami oleh semua orang di seluruh dunia. Menyadur dari laman VeryWellMind, sekitar 70% orang di seluruh dunia pernah mengalami impostor syndrome setidaknya sekali seumur hidup.
Jika kamu bertanya-tanya apa saja tanda-tanda seseorang terkena impostor syndrome. Coba tanyakan dirimu sendiri beberapa pertanyaan di bawah, jika jawabanmu kebanyakan ‘iya’, artinya kamu mungkin menderita impostor syndrome.
Apakah kamu meratapi kesalahan kecil yang pernah kamu lakukan?
Apakah kamu selalu menganggap prestasi yang kamu capai berkat keberuntungan atau faktor luar?
Apakah kamu sensitif dengan kritik meskipun itu kritik yang membangun?
Apakah kamu merasa jika kamu pasti dianggap tidak berbakat?
Apakah kamu selalu meremehkan keterampilan yang kamu miliki meski kamu tahu jika kamu punya keterampilan di bidang tertentu lebih baik dari orang lain?
Kalau kamu merasa sedang mengalami impostor syndrome, jangan khawatir, kamu bisa mengatasinya dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini.
Cara mengatasi impostor syndrome yang bisa kamu coba adalah mengatasi ketakutanmu. Sebab, ketika kamu dikuasai oleh rasa takut dan pikiran negatif, hal yang menjadi ketakutanmu justru akan menjadi nyata.
Jadi, sebaiknya jaga pikiran agar tetap jernih, selalu berpikiran positif, dan lawan rasa minder atau insecure dengan berani. Tanamkan pada benak, jika kamu punya kemampuan hebat melebihi yang kamu kira.
Kalau kamu sudah mulai merasakan gejala impostor syndrome dan merasa tidak nyaman dengan perasaan itu, kamu bisa cari bantuan dengan berkonsultasi pada keluarga, teman, atau bahkan tenaga profesional.
Apabila kamu mengeluarkan keluh kesahmu pada orang yang kamu percayai, perasaanmu jadi lebih lega dan kamu bisa berpikir lebih jernih.
Kunci agar kamu tidak goyah akibat impostor syndrome adalah membangun rasa percaya diri. Selalu yakinkan diri jika prestasi yang kamu raih adalah hal yang istimewa sehingga harus didapatkan dengan kerja keras.
Lalu, ingatkan pada diri sendiri tentang pujian-pujian orang lain atas kemampuan kamu. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk afirmasi positif pada diri sendiri.
Itu dia rangkuman fakta-fakta tentang impostor syndrome. Bila kamu sedang mengalaminya dan butuh teman bicara, kamu bisa coba fitur #TalkToDIAN yang akan memfasilitasi kamu berkonsultasi dengan ahli, tentunya tanpa dipungut biaya.
Sumber:
What is imposter syndrome? Definition, symptoms, and overcoming it https://www.betterup.com/blog/what-is-imposter-syndrome-and-how-to-avoid-it (Diakses Juli 2024)
Imposter Syndrome: Why You May Feel Like a Fraud https://www.verywellmind.com/imposter-syndrome-and-social-anxiety-disorder-4156469 (Diakses Juli 2024)
Posted: Saturday, Oct 29, 2022
Updated: Saturday, Dec 21, 2024
7,904
Studi Independen
Dari Data Analyst Jadi People Analyst, Firli: Ilmu Data Analyst Bisa Dikombinasikan!
Posted: 2 years ago
6 Min Read
Pencarian Kerja
Cara Menentukan Jenjang Karier untuk Fresh Graduate
Posted: 2 years ago
10 Min Read
Pengembangan Diri
5 Tips Meningkatkan Social Skill saat WFH
Posted: 2 years ago
6 Min Read
What topics are you interested in learning more about? We want to hear from you! Share with us your feedback and article suggestions for our blog.